Lewat Skema Crowdfunding, Akses Internet di Desa Bisa Merata

Selasa, 18 Oktober 2022 – 16:34 WIB
Ilustrasi akses internet. Foto: dok PANDI

jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Internet Indonesia menggandeng PT. Fintek Andalan Solusi Teknologi (Fulusme) dan PT. Media Lintas Data (MLD) menghadirkan pilot project program Fiberisasi 1.000 desa, dengan skema securities crowdfunding.

Program ini merupakan inisiatif dari Yayasan Internet Indonesia untuk mendorong pemerataan akses internet di desa-desa.

BACA JUGA: Oil Palm Marathon 2022 Segera Digelar, Total Hadiah Rp 500 Juta

“Yayasan Internet Indonesia berinisiatif melakukan terobosan guna membantu desa-desa yang belum terkoneksi internet melalui pilot project program Fiberisasi 1.000 Desa dengan skema securities crowdfunding. Kami juga terbuka untuk dapat membantu perusahaan ISP lain untuk bekerja sama dengan yayasan demi konektivitas di desa-desa,” ujar Chairman Yayasan Internet Indonesia, Jamalul Izza.

Posisi Yayasan Internet Indonesia di program ini sebagai pihak inisiator dan akselerator program bagi perusahaan-perusahaan internet service provider (ISP), yang membutuhkan dana dari investor untuk mengerjakan pekerjaan fiberisasi di desa-desa.

BACA JUGA: Program Jaring Pengaman Sosial Jokowi Timbulkan Efek Ganda

Dana investor itu berasal dari hasil patungan yang dikumpulkan melalui platform Fulusme.

Fulusme merupakan platform urun dana yang sudah terdaftar dan mengantongi izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagai Penyelenggara Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi sejak 4 Juli 2022.

BACA JUGA: Mitra Binaan ASABRI Mejeng di Solo Food, Beverage, and Chef Festival 2022

“Masih banyak desa-desa di Indonesia yang belum bisa mengakses internet. Dengan adanya Yayasan Internet Indonesia, kami sebagai perusahaan crowdfunding merasa yakin untuk membuka program pendanaan bagi perusahaan ISP yang membutuhkan modal guna meningkatkan penetrasi internet di desa-desa,” kata CEO Fulusme, Chris Agustono.

Sementara itu, Direktur MLD Koko Aquarista mengatakan sebagai perusahaan ISP berskala UMKM, pihaknya merasa terbantu adanya terobosan skema pendanaan crowdfunding, yang diinisiasi Yayasan Internet Indonesia dengan menggandeng Fulusme.

Menurutnya, permasalahan perusahaan ISP berskala UMKM kerap terbentur persoalan pembiayaan.

Dibutuhkan biaya yang tak sedikit untuk menggelar infrastruktur Fiber to The Home (FTTH).

Melalui kolaborasi ini, MLD berencana akan menggelar fiberisasi di beberapa puluh desa secara bertahap baik di Pulau Jawa maupun Sumatera.

“Kami juga mengajak perusahaan ISP lain untuk bersama-sama mengambil peluang yang besar ini dengan menggarap desa-desa yang belum terkoneksi internet,” kata Koko.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler