jpnn.com, CIAWI - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak petani muda untuk menerapkan teknologi smart farming dalam pengembangan budi daya pertanian.
Menurutnya, pertanian berbasis teknologi akan mempermudah proses budi daya karena lebih efisien dan modern sehingga mendorong akselerasi produksi petani.
BACA JUGA: Sanksi Berat buat AKP Idham Fadilah Terseret Kasus Brigadir J
"Smart farming adalah satu lompatan yang kita coba lakukan untuk tidak saja membiarkan pertanian itu berjalan apa adanya sama dengan yang kemarin. Tidak berarti yang kemarin jelek, tetapi, kita harus ada loncatan untuk naik kelas di masa pandemi ini," ujar Syahrul.
Pembangunan pertanian ke depan akan makin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi.
BACA JUGA: Kalimat Menyentuh Putra Dedi Mulyadi & Anne Ratna Mustika Bikin Warganet Berkomentar
"Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini" ujar Syahrul.
Syahrul juga menegaskan pihaknya terus berupaya dalam menyiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha. Salah satunya melalui program utama Kementan penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial hingga 2024. Hal ini dilakukan untuk menjamin produktivitas, kontinuitas, dan ketahanan pangan.
BACA JUGA: Apa Alasan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Gugat Cerai Dedi Mulyadi? Ini
Melanjutkan semangat Mentan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggelar pelatihan smart farming dan kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani milenial khususnya penerima manfaat program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS).
“Presiden Jokowi telah menyampaikan, bahwa petani harus menjadi profesi yang menjanjikan, profesi yang menyejahterakan, dan kita harus membuat generasi muda lebih berminat menjadi petani. Selain itu, terdapat beberapa kata kunci dari apa yang disampaikan Presiden dan Mentan, yaitu petani muda dan teknologi digital. BPPSDMP tentu saja siap mendukung dan menindaklanjuti arahan tersebut dengan membangun ekosistem petani milenial yang mengelola pertanian secara terpadu dari hulu hingga hilir, juga terus meningkatkan tumbuhnya wirausaha muda di bidang pertanian melalui berbagai program salah satunya adalah melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) ini,” papar Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.
Pada penutupan pelatihan Agribisnis Smart Farming dan KUR batch 3, Kamis (22/9), Kepala BPPSDMP mengapresiasi dukungan pihak perbankan serta penyedia jasa keuangan lainnya yang telah mendukung pembangungan pertanian melalui kemudahan akses permodalan.
“Bila petani milenial sudah bertemu dengan pihak perbankan maka amanlah ketahanan pangan bangsa Indonesia. Kalian saat ini adalah petani pengusaha milenial, karena apa? Karena tak hanya bertani semata, kalian kini telah mendapatkan akses perbankan. Ini berarti kalian dipercaya untuk meningkatkan skala usaha kalian,” ujar Dedi di hadapan 45 peserta.
Menurutnya, ada dua kunci utama dalam mencapai kesusksesan dalam mengelola sektor pertanian. Pertama adalah manfaatkan smart farming dan yang kedua ialah tingkatkan skala usaha melalui akses kredit usaha rakyat (KUR).
"Dengan smart farming petani milenial dapat meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste, sehingga meminimalisir produk tani agar dapat terdaur ulang kembali tanpa menghasilkan limbah yang dapat mencemarkan lingkungan tetapi justru dapat menghasilkan cuan,” kata Dedi.
Dia pun berharap setelah mengikuti pelatihan, para peserta dapat menerapkan smart farming serta melakukan efisiensi dalam pengelolaan usaha.
Dedi juga mencontohkan cara mengatasi solusi mahalnya pupuk dengan menggunakan pupuk berimbang pupuk organik (kompos) dan pupuk hayati (micro hayati lokal).
“Saat ini pupuk mahal, gunakan pupuk organik. Kotoran sapi banyak mengandung nitrogen, pupuk kandang dari kotoran ayam dan kambing banyak mengandung kalium. Petani harus memiliki ilmu pemupukan, perlu meningkatkan cara produksi dengan fertigasi dengan menggunakan sistem grativikasi, sehingga lebih efesien. Manfaarkan IoT dari sektor hulu hingga hilir dan tingkatkan pemasaran. Bangun pertanian kita dengan dua strategi yaitu penerapan smart farming dan galakkan akses kredit usaha rakyat (KUR). KUR ibarat energi, ibarat bensin bagi usaha kita, dia memegang peranan yang vital dalam agribisnis,” tegas Dedi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) selaku Direktur Program YESS Idha Widi Arsanti mengatakan pelatihan Agribisnis Smart Farming Batch 3 pada Tahun 2022 dilaksanakan di Pusat Pelatihan dan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi pada tanggal 17-24 September 2022.
“Pelatihan ini menggunakan blanded learning, yang terdiri dari teori dan praktik di PT Momenta Agriculture Lembang dan Balai Kerja Lembang. Pada batch 3 ini 45 penerima manfaat Program YESS yang berasal dari 4 Provinsi dan 15 Kabupaten hadir mengikuti pelatihan ini”, papar Santi.
Santi menambahkan tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mencetak pengusaha pertanian milenial di bidang smart farming yang mampu akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat/ KUR, menerapkan Teknologi Smart Farming; serta membentuk kemitraan usaha Agribisnis.
“Indikator keberhasilan dari pelatihan ini adalah peserta harus mampu akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), menerapkan smart farming, serta membentuk kemitraan usaha agribisnis modern. Untuk itu, peserta program YESS yang telah mengikuti pelatihan ini harus benar-benar mengaplikasikan materi yang telah didapatkan dalam pelatihan ini untuk mengembangkan usaha taninya. Peluang tidak datang dua kali, jadi manfaatkan dana KUR, aplikasikan teknologi smart farming dan tidak lupa bangun jejaring dengan mitra maupun offtaker,” kata Santi.
Pada batch tiga ini mendapatkan akses KUR dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Sulselbar serta Pegadaian dengan total Rp 1.061.000.000, dengan penerima KUR tertinggi Arman Jaya asal Bulukumba sebesar Rp 100.000.000 dan telah dilakukan juga penandatangan Contract Farming oleh peserta yang berasal dari Kabupaten Malang, yaitu Fernanda Febry Anggara, Heru Setiawan, Heri Purwanto dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalimat Menohok Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J buat Ferdy Sambo, Anggota Polri juga Harus Baca
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti