jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Muhammad Jusuf Kalla berbicara tentang Nahdlatul Ulama menjelang satu abad lahirnya ormas Islam terbesar di Indonesia itu.
Secara tidak terduga, JK menganalogikan Nahdlatul Ulama mirip seperti waralaba, di mana sistemnya dimiliki banyak orang.
BACA JUGA: Bertemu Gus Miftah, Jusuf Kalla Bicara Soal Peran Sang Istri
"Saya minta maaf, saya katakan NU itu kayak 'franchise' (waralaba)."
"Pesantrennya dimiliki orang-orang NU, tetapi bukan milik NU," ujar JK.
BACA JUGA: Ali Masykur Musa: Nahdlatul Ulama Harus Berperan Ciptakan Perdamaian Dunia
Dia menyatakan pandangannya saat menjadi narasumber dalam diskusi (halaqah) yang digelar di Kantor DPW PKB, Jakarta, Kamis (2/12).
Meski demikian, Jk menegaskan sistem yang ada di NU sudah terkontrol dan teruji.
BACA JUGA: Roy Suryo Menyoroti Langkah Perindo Gelar Konvensi Rakyat Berbasis Digital
Sementara Muhammadiyah, JK menilai mirip perusahaan induk (company holding) yang asetnya milik Muhammadiyah, seperti sekolah dan rumah sakit.
Dia kemudian memaparkan persamaan NU dan Muhammadiyah.
Yakni, sama-sama dilahirkan oleh para pedagang.
"NU dan Muhammadiyah didirikan oleh para pedagang," ucapnya.
Menurut JK, para pendiri NU dan Muhammadiyah semuanya mengikuti teladan kehidupan Rasulullah Muhammad SAW.
"Nabi Muhammad lebih lama jadi pedagang, selama 27 tahun, sementara 23 tahun tersisa menjadi Rasul," katanya.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar diskusi (halaqah) menjelang satu abad lahirnya organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PKB, Jakarta, Kamis.
Ketua Umum PKB Muhamimin Iskandar menjelaskan diskusi yang digelar sangat penting menjelang 100 tahun lahirnya NU dan menyambut Muktamar Ke-34 NU di Lampung.
"Ini diskusi pembuka, sebagai rangkaian dari diskusi panjang yang akan digelar PKB," kata Muhaimin.
Muhaimin menegaskan PKB merupakan anak kandung yang lahir dari rahim NU dan besar dengan kontribusi NU.(Antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang