BACA JUGA: Comeback, Abidal Malah Bikin Gol Bunuh Diri
Dia menjadi petenis putri pertama dari Asia yang meraih gelar juara tunggal putri di arena grand slam.Prestasi tersebut diraih Li Na dengan mengalahkan juara bertahan asal Italia Francesca Schiavone
Sebuah peningkatan besar yang didapatkan oleh Li Na dalam karirnya di tenis profesional
BACA JUGA: Klose Merapat ke Biancocelesti
Januari lalu, dia juga meraih final grand slam, yaitu Australia TerbukaDi usianya yang menapak 29 tahun, Li Na baru meraih lima gelar juara dalam karirnya
BACA JUGA: Jadi Bintang Tamu Tunas Garuda
Yang lebih mencengangkan, dia sebenarnya bukan petenis yang menyukai lapangan tanah liat seperti di Roland GarrosGelar Prancis Terbuka adalah gelar pertama yang diraihnya di lapangan tanah liat."Saya sangat nervous, tapi saya tak mau menunjukkannya pada lawan saya," ungkap Li Na.
Pada set pertama, laga berlangsung seimbangTapi pada game kelima, Li Na mengambil keuntungan dengan mencuri servis Schiavone, yang membuatnya unggul 3-2Momen tersebut membuatnya memenangkan set pembuka dengan 6-4.
Set kedua, Li Na kembali mendapatkan momentum untuk lebih cepat menyelesaikan pertandinganDia dia langsung membuat break di game pertamaNamun, Schiavone bisa membalas melakukan break di game kedelapan untuk mengubah skor menjadi 4-4.
Setelah itu, kedua petenis tak pernah kehilangan poin saat memegang servis sehingga dilanjutkan dengan tie-breakPada momen penentu itu, Li Na bermain lebih percaya diri, sehingga dia menyapu tujuh poin untuk menang 7-0.
Ketika bola pengembalian Schiavone terlalu panjang, Li Na langsung merebahkan diri di atas lapangan tanah merah Roland GarrosDia meluapkan suka cita karena berhasil mewujudkan impian mengangkat trofi grand slam.
"Dia bermain bagus, lebih baik dari sayaSaya tak bisa menekan dia dari baseline, lalu laga menjadi amat ketatSatu harus kalah yang lain menangDia pantas menang," tutur Schiavone(ady)
BACA ARTIKEL LAINNYA... The Blues Siap Cuci Gudang
Redaktur : Tim Redaksi