Li Na Ukir Sejarah Asia

Minggu, 05 Juni 2011 – 21:20 WIB
PARIS - Sejarah bagi Asia tercipta di Roland GarrosDi arena grand slam Prancis Terbuka itu, petenis Tiongkok Li Na mengukirkan namanya dengan tinta emas sejarah tenis internasional

BACA JUGA: Comeback, Abidal Malah Bikin Gol Bunuh Diri

Dia menjadi petenis putri pertama dari Asia yang meraih gelar juara tunggal putri di arena grand slam.

Prestasi tersebut diraih Li Na dengan mengalahkan juara bertahan asal Italia Francesca Schiavone
Dalam laga tadi malam (4/6) yang menghabiskan waktu 1 jam 47 menit, Li Na menang straight set 6-4, 7-6 (0).

Sebuah peningkatan besar yang didapatkan oleh Li Na dalam karirnya di tenis profesional

BACA JUGA: Klose Merapat ke Biancocelesti

Januari lalu, dia juga meraih final grand slam, yaitu Australia Terbuka
Namun, di partai puncak dia menyerah pada petenis Belgia Kim Clijsters.

Di usianya yang menapak 29 tahun, Li Na baru meraih lima gelar juara dalam karirnya

BACA JUGA: Jadi Bintang Tamu Tunas Garuda

Yang lebih mencengangkan, dia sebenarnya bukan petenis yang menyukai lapangan tanah liat seperti di Roland GarrosGelar Prancis Terbuka adalah gelar pertama yang diraihnya di lapangan tanah liat.

"Saya sangat nervous, tapi saya tak mau menunjukkannya pada lawan saya," ungkap Li Na.

Pada set pertama, laga berlangsung seimbangTapi pada game kelima, Li Na mengambil keuntungan dengan mencuri servis Schiavone, yang membuatnya unggul 3-2Momen tersebut membuatnya memenangkan set pembuka dengan 6-4.

Set kedua, Li Na kembali mendapatkan momentum untuk lebih cepat menyelesaikan pertandinganDia dia langsung membuat break di game pertamaNamun, Schiavone bisa membalas melakukan break di game kedelapan untuk mengubah skor menjadi 4-4.

Setelah itu, kedua petenis tak pernah kehilangan poin saat memegang servis sehingga dilanjutkan dengan tie-breakPada momen penentu itu, Li Na bermain lebih percaya diri, sehingga dia menyapu tujuh poin untuk menang 7-0.

Ketika bola pengembalian Schiavone terlalu panjang, Li Na langsung merebahkan diri di atas lapangan tanah merah Roland GarrosDia meluapkan suka cita karena berhasil mewujudkan impian mengangkat trofi grand slam.

"Dia bermain bagus, lebih baik dari sayaSaya tak bisa menekan dia dari baseline, lalu laga menjadi amat ketatSatu harus kalah yang lain menangDia pantas menang," tutur Schiavone(ady)

BACA ARTIKEL LAINNYA... The Blues Siap Cuci Gudang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler