Liburan Berantakan, Ribuan Turis China Terjebak di Xinjiang

Senin, 15 Agustus 2022 – 21:16 WIB
Objek wisata reruntuhan bekas Ibu Kota Kerajaan Jushi di Turban, Xinjiang, China, Jumat (23/4/2021), yang dibangun pada tahun 108 Sebelum Masehi merupakan poros penting Jalur Sutera itu kini menjadi objek wisata sejak ditetapkan Unesco sebagai situs warisan dunia pada 2014. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

jpnn.com, URUMQI - Sebanyak 2.003 wisatawan masih terjebak di Daerah Otonomi Xinjiang setelah wilayah barat daya China yang paling banyak dihuni warga etnis minoritas Muslim Uighur itu terserang gelombang terbaru kasus positif COVID-19 sejak awal bulan ini.

Hingga Sabtu (13/8) malam, sebanyak 2.003 masih terjebak, demikian pernyataan Biro Pariwisata dan Kebudayaan Xinjiang kepada pers, Minggu (14/8).

BACA JUGA: Angkatan Udara China dan Thailand Sepakat, Serangan Elang 2022 Segera Diluncurkan

Kebanyakan para wisatawan tersebut berada di objek-objek wisata musim panas di Prefektur Ili, Kota Turban, Kota Kashgar, dan Kota Urumqi.

Otoritas setempat telah mengevakuasi sekitar 92.000 wisatawan dari 15 objek wisata berbintang lima di Xinjiang sejak 2 Agustus 2022 untuk dipulangkan ke daerahnya masing-masing.

BACA JUGA: 50 Mahasiswa China Tulis Essai tentang Presidensi G20 Indonesia

Deputi Direktur Biro Pariwisata dan Kebudayaan Xinjiang, Yan Naimin, menginstruksikan para pengelola hotel dan agen perjalanan wisata mengembalikan uang muka pembayaran konsumen tanpa potongan apa pun terkait pembatalan akibat pandemi.

Beberapa wisatawan yang masih terjebak di Turban dan Kashgar hanya dikenai separuh biaya sewa hotel.

BACA JUGA: Kota Wisata China Dilanda Banjir, Korban Tewas Berjatuhan

Otoritas setempat juga telah membatalkan kunjungan sejumlah rombongan wisatawan di delapan kota dan 20 kabupaten dan distrik yang termasuk kategori berisiko tinggi COVID-19.

Hingga Sabtu tengah malam di Xinjiang terdapat lima kasus positif, 2.034 kasus tanpa gejala, 150 wilayah berisiko tinggi, dan 106 wilayah berisiko sedang sebagaimana data komisi kesehatan setempat. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler