Menurut Kepala bagian Humas BUMN, Faisal Halimi, Dahlan sengaja tidak memberitahukan rencana kedatangannya kepada para pemilik kios pupuk. Pria yang kerap mengenakan sepatu kets itu juga tidak membawa satu orang pun dari BUMN untuk bertandang ke lokasi.
"Pak Dahlan ingin berdialog langsung dengan para pemilik kios pupuk di Sleman mengenai ketersediaan dan distribusi pupuk," ujar Faisal melalui rilis yang diterima JPNN, Senin (24/12) malam.
Siang itu, setidaknya ada tiga kios pupuk yang didatangi Dahlan Iskan. Pertama adalah kios milik Siti Aminah di Medari Cilik, Sleman. Kemudian, dilanjutkan ke UD Kurnia Raga Tani Mulyo di Krapyak, Triharjo, Sleman.
"Terakhir, pak Dahlan mengunjungi kios milik Sisno di Jabung Gede, Pendowoharjo, Sleman," papar Faisal.
Kepada para pemilik kios tersebut, Dahlan menanyakan hal yang sama. Yakni, bagaimana ketersediaan pupuk selama ini, apakah sulit mendapatkan pupuk, lalu kendala apa saja yang dialami para petani.
"Kalau di sini, stock pupuk kurang, tapi kirimannya cepat datang. Cepat datang kalau kami meminta tambahan," jawab salah satu pengelola kios di Jabung Gede, Rachmat Sudrajat dilokasi tempatnya berjualan.
Dalam perbincangan tersebut, Rachmat menceritakan pada Dahlan, mengenai distribusi pupuk yang belakangan ini sudah baik. Tidak ada lagi kelangkaan pupuk yang kerap terjadi pada musim tanam.
"Kalau sekarang sudah bagus Pak. Per wilayah sudah dijatah sendiri-sendiri. Kalau dulu kan yang punya uang yang menang, mereka bisa menimbun pupuk," jelasnya. "Ini namanya rayonisasi," timpal Dahlan yang mengenakan baju warna putih favoritnya dan celana kain hitam.
Mantan Dirut PLN itu juga menjelaskan, kalau dulu penyedia pupuk ada beberapa pabrik. "Dulu ada Pusri Palembang, Petrokimia Gresik, dan lainnya. Tetapi sekarang, mereka disatukan dalam satu holding yakni Pupuk Indonesia," pungkas Dahlan. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FITRA: Akhir Tahun Rawan Penyimpangan Anggaran
Redaktur : Tim Redaksi