jpnn.com, JAKARTA - Liburan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) terasa lebih longgar dibanding sebelumnya.
Kebijakan ini sempat menuai perdebatan di tengah masyarakat.
BACA JUGA: Dr Richard Lee Ditangkap Lagi, Dokter Tirta: Kawal Terus!
Pasalnya, ketika masa libur Idulfitri dan Iduladha 1443 Hijriah, seluruh kegiatan masyarakat diterapkan pembatasan-pembatasan yang sangat ketat.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, pelonggaran di masa libur Nataru ini dikarenakan kondisi Covid-19 di Indonesia, yang sudah makin membaik.
BACA JUGA: Catat Nih Jadwal Operasional TransJakarta selama Nataru
Dia menjelaskan, data kasus konfirmasi harian nasional dalam dua minggu terakhir makin menurun dengan rata-rata berkisar 100-300 kasus per hari.
Selain itu, tren positivity rate juga makin rendah, yaitu di bawah satu, 0,1-0,2%.
BACA JUGA: Dokter Richard Lee Ditahan, Sang Istri: Tolong Bapak Kapolri, Saya Enggak Rela
"Ini sangat berbeda dengan situasi di tahun lalu, pada periode yang sama positivity rate kita setahun yang lalu mencapai 13,6%," terang Muhadjir di Jakarta, Selasa (28/12).
Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.
WHO menetapkan ambang batas minimum angka positivity rate kurang dari 5 persen. Makin rendah positivity rate suatu daerah kian membaik kondisi pandemi.
Selain itu, capaian vaksinasi dosis pertama yang sudah mencapai 159.803.372 orang atau 76,73% dari target, dan 111.177.232 orang telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua atau 53.38% dari target, dan untuk dosis ketiga sudah mencapai 1.303.225 atau 0.63%, dari total sasaran 208.266.720 penduduk Indonesia (Data Kemenkes, 27 Desember 2021).
"Ini yang menyebabkan kenapa kita confidence (percaya diri) untuk membuka gerakan orang secara lebih leluasa menjelang Natal dan Tahun Baru kali ini," ujar Menko Muhadjir.
Muhadjir berharap, pascalibur Nataru kondisi Covid-19 yang melandai saat ini tetap terjaga dengan baik.
Dia meminta masyarakat agar tidak lengah dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, pemerintah juga terus dikebut hingga mencapai target nasional.
"Kalau kondisi ini bisa kita maintance dengan baik, Insyaallah tahun depan lebarannya bisa berjalan normal. Paling tidak bisa diselenggarakan seperti Natal saat ini," ucap Muhadjir Effendy.(esy/jpnn)
Redaktur : Yessy
Reporter : Mesya Mohamad