Lifter Lampung Pecahkan Rekor Dunia di Cabor Angkat Berat

Selasa, 27 September 2016 – 10:34 WIB
Ilustrasi. Foto. dok. JPNN

jpnn.com - SOREANG - Kontingen Lampung berhasil menorehkan catatan manis di cabang angkat berat pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat. Bukan hanya merajai perolehan medali, rekor dunia pun berhasil dipecahkan.

Sai Bumi Ruwa Jurai memborong tiga emas di cabang yang berlangsung di Gymnasium GSJ, Kabupaten Bandung, Senin (26/9) itu melalui Sri Hartarti, Noviana Sari, dan Dony Meiyanto.     

BACA JUGA: Kiper Dortmund: Saya Akan buat Pemain Madrid Frustrasi

Seperti dilaporkan Radar Lampung (Jawa Pos Group) hari ini (27/9), pada event empat tahunan itu Sri tampil percaya diri. Dia membukukan total angkatan 569 kilogram. Rinciannya, angkatan deadlift (DL) 199 kg, bench press (BP) 147,5 kg, dan squat 222,5 kg. 

Tak hanya merebut emas di kelas 57 kg putri, Sri  juga memecahkan rekor dunia di angkatan BP. Hebatnya, dia melampaui rekor dunia atas namanya sendiri yang dibuat pada kejuaraan dunia 2013 di Norwegia. Yakni dari 141 kg menjadi 147,5 kg. 

BACA JUGA: Eks Kapten Maroko Gagal Perkuat Timnas Indonesia, Ini Penyebabnya

Total angkatan Sri itu jauh melampaui lifter asal Kalimantan Timur Margareth yang menyabet perak. Margareth hanya menorehkan total angkatan 532,5 kg. Sementara medali perunggu diraih Julaiha (Jawa Barat) dengan total angkatan 490 kg.

Sejak mengikuti PON 2008, total dia sudah mengoleksi tiga emas. Tetapi, pemecahan rekor dunia oleh Sri termasuk luar biasa. Penilaian itu datang dari sang pelatih Edy Santoso. ’’Sri tengah berkutat dengan cedera lutut. Karena itu, keberhasilannya memecahkan rekor dunia termasuk luar biasa,” ungkapnya.       Sebelum tampil di PON XIX, Sri rutin menjalani terapi dengan dokter di Tanjungkarang, Bandarlampung. ’’Yang namanya cedera itu pasti menimbulkan trauma bagi atletnya. Jadi selama ini ya kita terus memberikan motivasi. Tidak hanya pada Sri, tetapi pada semua lifter kita,” papar Edy.

BACA JUGA: Ini Prediksi Jenderal Moeldoko Soal Final Sepak Bola PON

Selain Sri, emas angkat berat Lampung juga didonasikan Noviana. Turun di kelas 63 kg putri, dia mencatat total angkatan 587 kg. Rinciannya angkatan squat 225 kg, bench press 140 kg, dan deadlift 222 kg. Noviana mengungguli Siti Haeroni (Jawa Barat), peraih perak yang mengukir total angkatan 557,5 kg. Di angkatan squat, Siti mampu mengangkat beban  230 kg.

Lalu 127,5 kg di angkatan bench press dan 200 kg di angkatan deadlift. Untuk angkatan squat, Siti memecahkan rekor asia. Rekor sebelumnya dipegang lifter asal Kazakhstan Burik Marina sejak 2012, yakni 225 kg. Sementara perunggu diraih lifter Yuli Sulastri (Jambi) dengan total angkatan 542,5 kg. 

Selanjutnya, emas ketiga disumbangkan Dony Meiyanto. Bertanding di kelas 74 kg putra, Dony membukukan total angkatan 832,5 kg. Rinciannya angkatan squat 345 kg, bench press 187,5 kg, dan deadlift 300 kg.

Manajer dan pelatih Lampung sempat melayangkan protes karena merasa dirugikan. Protes itu berawal saat Dony mendapat kesempatan ketiga di angkatan squat dengan beban 345 kg. Oleh dewan juri, angkatan Dony dinyatakan tidak sah. Tetapi setelah dewan juri melihat rekaman pertandingan, protes diterima dan angkatan Dony dinyatakan sah.

’’Saya meminta dewan juri untuk melihat rekaman pertandingan. Ternyata berdasar rekaman pertandingan, angkatan Dony sah,” kata manajer merangkap pelatih Edy Santoso. (ega/ant/net/p4/c1/wdi/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Kaget Kalau Madrid Kalah dari Dortmund


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler