Lihat, Atap Sekolah Bolong-bolong Belum Diperbaiki

Rabu, 27 Januari 2016 – 06:33 WIB
Gedung sekolah di Padang yang atapnya masing bolong-bolong. Foto: Padang Ekspres/JPG

jpnn.com - PADANG – Hingga kemarin, sejumlah sekolah yang rusak parah akibat dihantam badai yang melanda Padang Senin (25/1) belum diperbaiki. Pihak sekolah mengaku tak punya dana untuk perbaikan. Dinas Pendidikan Kota Padang pun masih menunggu sinyal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah-Pemadam Kebakaran (BPBD-PK). 

Kemarin (26/1) beberapa sekolah yang terkena dampak badai, yaitu SMAN 16 Padang, SMAN 13 Padang, MTsN Duriantarung, SMK Pertanian Pembangunan (SMK PP Padang) sudah memulai kembali proses belajar mengajar (PBM).  Khusus SMAN 13 Padang, siswa terlebih dahulu gotong royong membereskan puing-puing bangunan dan sampah akibat badai.

BACA JUGA: Menteri Anies: Jangan Pakai Bullying, Perundungan Aja Ya

SMAN 13 dan SMAN 16 Padang tidak ada tanda-tanda perbaikan sedang dan akan dilakukan. Gedung MTsN Duriantarung dan SMK PP Padang langsung diperbaiki pihak sekolah. 

Para siswa di SMAN 16 dan SMAN 13 Padang belajar di kelas yang atapnya bolong-bolong. Untung masih ada plafon sehingga siswa tidak kepanasan saat belajar.

BACA JUGA: Tunjangan Ngadat, Guru Mogok Ngajar

Kepala SMAN 16 Padang, Amriman M mengatakan, kondisi fisik sekolah masih baik, yang rusak atap beberapa ruang belajar. “Sembilan ruang belajar sebagian besar rangka atap dan atapnya terlepas,” ungkapnya.

Amriman mengatakan, pihaknya belum melakukan perbaikan karena masih mendata kerusakan dan masih terkendala dana. 

BACA JUGA: Terbaru! Inilah Rangking Kampus Terbaik di Indonesia Tahun 2016, Juaranya...

Amriman memaparkan, selagi cuaca cerah, bolongnya atap sekolah tidak akan mengganggu aktivitas PBM. Namun, jika terjadi hujan, siswa tidak akan bisa belajar, bahkan loteng sekolah terancam rusak ditimpa air hujan. 

“Apabila hujan turun, otomatis air hujan akan langsung membasahi loteng, kalau dibiarkan loteng akan rusak. Saya berharap Pemko segera turun tangan mengatasi permasalahan ini,” ulasnya.

Dia menuturkan, ruang belajar yang rusak tersebut yaitu kelas X1, X5, X8, XI A3, XI S5, XII A2, XII S1, XII S  4 dan ruangan kepala sekolah serta ruangan tamu. Namun yang paling parah kondisinya adalah ruangan belajar kelas X 5, atapnya hampir sebagian terlepas. Selebihnya hanya rusak ringan, beberapa atap saja yang terlepas. “Kerugian diperkirakan sekitar Rp 30 juta,” pungkasnya.

Ketua OSIS SMAN 16 Padang, Adiwidia Umara mengaku prihatin dengan kondisi sekolah pascabadai. Dia berharap sekolahnya dapat diperbaiki secepatnya agar siswa dapat belajar nyaman. 

Di SMAN 13 Padang yang terletak di Sungaibangek kondisinya tak jauh berbeda. Belum ada tanda-tanda perbaikan sama sekali. Atap sekolah masih terihat bolong-bolong sedangkan para siswa pulang lebih awal.

Sarah Indah, 17, siswa kelas XII IPA 2 mengatakan, meski tetap ke sekolah, namun kegiatan PBM tidak efektif. Mereka hanya gotong royong membersihkan sisa-sisa angin puting beliung. “Kami tadi tidak belajar, kegiatan hanya goro bersama. Besoknya (hari ini, red) kami belajar seperti biasa namun kegiatan belajar di bagi menjadi dua shift, yaitu shift pagi kelas XI dan kelas XII dan sif Siang kelas X,” terangnya.

Dia berharap, sekolahnya agar segera diperbaiki secepatnya sehingga belajar dapat menjadi kondusif seperti semula.

Wakil Sarana dan Prasarana SMA 13 Padang, Zahroni mengatakan, yang rusak rata-rata atap, kaca jendela yang pecah. Setelah diperiksa banyak juga rangka yang telah dimakan usia karena gedung yang kena badai ini, rata-rata gedung yang pertama yang dibangun tahun 1998.

“Tadi telah diperintahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan untuk menghitung berapa jumlah kerugian. Solusi sementara proses belajar mengajar akan dilaksanakan dua shift, yaitu shift pagi dan shift sore,” tuturnya.

Shift pagi terdiri dari kelas XI dan kelas XII dan shift siang kelas X, yang terdiri dari 24 rombel yang terdiri dari 9 lokal kelas XII, kelas XI  ada 6 lokal dan kelas X ada 9 lokal. “ Jumlah kerugian belum bisa ditaksir karena masih proses pendataan. Semakin cepat penangulangan semakin baik agar anak-anak dapat belajar seperti semula,” pungkasnya.

Zahroni juga mengatakan, sebelumnya akan didirikan tenda di halaman sekolah untuk PBM. “Tapi karena ruang kelas yang masih layak digunakan bisa disiasati untuk dua shift, kami berlakukan saja sistem shift,” katanya.

Sementara itu di MTsN Duriantarung, PBM juga berjalan seperti biasa. Salah seorang siswa MTSN tersebut yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, proses belajar dilaksanakan seperti biasa karena kondisi sekolah tidak begitu parah.

Kepala MTSN Duriantarung, Suardi Darma Putra mengatakan, badai yang terjadi Senin (25/1) menyebabkan sebagian atap sekolah rusak. Namun, pihak sekolah mengebut perbaikannya supaya proses belajar siswa tidak terganggu.  

”Untuk sementara kita tanggulangi dulu. Atap yang terbang akibat angin tersebut lima lokal, hari Senin itu juga dilakukan perbaikan hingga pukul 23.00 sehingga anak-anak sekarang dapat belajar seperti biasa,” ujarnya.

Dia mengatakan, yang rusak rata-rata bangunan sekolah yang didirikan sejak tahun 80- an, karena sudah banyak kayu, rangka dan atapnya yang sudah lapuk sehingga perlu dilaksanakan revitalisasi. Karena kalau tidak cepat ditanggulangi apabila terjadi badai atap tersebut akan lepas lagi. 

“Saya akan ajukan perbaikan melalui dana APBN-P yang diusulkan melalui Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Padang dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat yang selanjutnya diusulkan ke Kementerian Agama di Jakarta,” ulasnya.

Di sisi lain, SMK Pertanian Pembangunan juga bergerak cepat memperbaiki kelas yang rusak akibat badai. Kemarin, pihak sekolah sudah melakukan perbaikan beberapa kelas yang rusak.

“Ada beberapa kelas di lantai dua yang rusak akibat badai. Hari ini (kemarin, red) langsung kita perbaiki. Jika tidak, dikhawatirkan siswa tidak nyaman belajar dan bisa memicu kerusakan lainnya jika terjadi hujan,” ujar Kepala SMK PP Irawati. 

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Habibul Fuadi dihubungi via ponselnya mengatakan, untuk memperbaiki sekolah yang rusak berat pihaknya masih berkoordinasi dengan BPBD.

“Sedangkan untuk yang rusak ringan dipersilakan kepada sekolah untuk mengatasinya,” ujarnya.  
Komisi IV DPRD Padang meminta Dinas Pendidikan Kota Padang memperbaiki SMAN 13 Padang dalam lima hari ke depan. Hal ini penting mengingat para siswa akan mengikuti ujian. 

Pernyataan itu disampaikan saat komisi yang membidangi pendidikan tersebut melakukan kunjungan ke sekolah yang terletak di Kelurahan Tanjungaur, Kecamatan Kototangah itu, kemarin (26/1).

Sisi lain, sekolah diminta berupaya semaksimal mungkin agar dapat melanjutkan PBM pascabadai. Komisi IV langsung dipimpin ketua, Surya Jubri Bitel didampingi Muharlion, Dian Anggraini, Dewi susanti, dan Zaharman serta Usman Ismail. Selain Komisi IV DPRD Padang, Dinas Pendidikan Kota Padang juga hadir.

“Kami ingin melihat langsung kondisi SMAN 13 ini yang mengalami kerusakan akibat dilanda angin kencang,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang Surya Jufri Bitel. 

Komisi IV DPRD Padang memberikan temggat waktu perbaikan kepada Dinas Pendidikan 5 hari ke depan.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Padang, Syofrizal mengatakan, jelang cair bantuan dari pemko, pihaknya menyarankan pihak sekolah menanggulangi untuk sementara. Dia juga menyarakankan untuk menggunakan dana BOS. “Karena dalam dana BOS ada bantuan untuk rehab ringan,” ungkapnya.

Syofrizal menyebut, jika pihak sekolah piawai, bisa mengajukan proposal kepada perusahaan-perusahaan yang ada di daerah setempat. Menurutnya, setiap perusahaan telah menyediaan dana bantuan atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk korban bencana. Syofrizal juga menyebutkan, badai yang melanda Kota Padang telah mengakibatkan 12 sekolah rusak.

Disebutkannya, 12 sekolah yakni, 2 SMA, 5 SMP dan sisanya SD. Sekolah yang rusak parah, yakni SMAN  13 dan SD 49 Kuranji. (cr9/adi/by/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Mendikbud Melawan Janji Manis Kaum Radikal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler