Lihat, Bupati Lumajang Sampai Sulit Berkata, Panasnya Masih Terasa Sekali

Selasa, 01 Desember 2020 – 18:58 WIB
Warga melihat aliran lahar panas atau awan panas di kawasan Besuk Kobokan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12). Sejumlah truk, alat berat penambang pasir terendam aliran lahar panas berupa pasir dan akses jalan antarkecamatan di Lumajang terputus. Foto: ANTARA/Seno/Um

jpnn.com, LUMAJANG - Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta masyarakatnya tetap waspada karena sampai Selasa (1/12) sore tadi, kondisi lahar panas terjadi di daerah aliran sungai (DAS) dampak dari peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang terjadi dini hari tadi.

"Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, pasir panas di DAS tingginya sudah sekitar 30 meter dari dasar sungai. Wajib bagi siapa saja mewaspadainya dan tidak berada di sekitar DAS," ujarnya di sela memantau aktivitas Gunung Semeru di Lumajang, Selasa siang.

BACA JUGA: Begini Penampakan Luncuran Awan Panas Gunung Semeru, Warga Mengungsi

Dia meminta penambang pasir tak melakukan aktivitas, begitu juga warga selalu berhati-hati dan tak berada di kawasan DAS melakukan kegiatan apa pun.

"Dikhawatirkan ada letupan sekunder terjadi. Apalagi kalau sewaktu-waktu hujan yang tentu arusnya ke mana-mana sehingga semua harus waspada, terutama masyarakat di sekitar DAS," ucapnya.

BACA JUGA: Waspada, Luncuran Awan Panas Guguran Gunung Semeru Berjarak 2.000 Meter

Bupati Thoriq mengaku mendapat laporan dan penjelasan dari Pos Pantau bahwa aktivitas di Gunung Semeru pada Senin pukul 23.55 WIB masih normal atau sebagaimana hari-hari biasanya.

Namun, mulai pukul 1.23 WIB, guguran awan panas sudah mulai terlihat hingga jaraknya 1 kilometer, dan peningkatan cukup signifikan sejak pukul 1.45 WIB.

BACA JUGA: Waspada, Gunung Semeru Mengeluarkan Awan Panas

Awan panas sekaligus percikan api, kata dia, ditambah letupan dari Gunung Semeru berkali-kali hingga sampai pada pukul 4.33 WIB.

"Hampir tiga jam awan panas disertai dengan letusan kawah Gunung Semeru," kata mantan anggota DPRD Jatim tersebut.

Jarak awan panas hingga turun ke DAS, alirannya mencapai sebelas kilometer atau sampai ke daerah Curah Koboan.

Setelah pukul 4.33 WIB, lanjut dia, aktivitas sudah agak reda dan turun sampai sekarang.

"Saya lihat kondisi rekam pos pantau, memang saat ini betul-betul reda, tetapi kami tidak bisa memastikan apalah aktivitas ini dijamin reda. Karena pada tahun 1994, ada letusan lagi di dua hari berikutnya," katanya.

Menurut dia, petugas di pos pantau Gunung Semeru mengetahui benar kondisi secara alami Gunung Semeru, yang memang letusan kecil masih sering terjadi.

"Dan ini berbeda dari hari-hari biasanya. Selama 3 jam letusannya mengkhawatirkan kondisi sekitar, apalagi aliran lahar panas ke DAS sampai 11 kilometer," tutur Thoriq.

Sementara itu, terkait korban jiwa ia belum mendapat laporan, hanya peralatan tambang pasir yang dilaporkan tertimbun.

Dalam sebuah video, yang diunggah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Instagram, terlihat Bupati Thoriq sulit menemukan kata-kata saat tiba di lokasi DAS dampak lahar panas.

"Ini. Situasi..lahar panasnya, sampai sekarang masih terasa sekali," tutur Pak Bupati. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler