jpnn.com, BATAM - Dua pesawat tempur jenis F-16 milik TNI AU memaksa turun pesawat kargo dari Ethiopia di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Senin (14/1).
Kronologis kejadian, di atas Jembatan 6, Pulau Galang, Kepulauan Riau (Kepri), sebuah pesawat tiba-tiba melakukan manuver tak lazim alias aneh. Dengan berputar sekali.
BACA JUGA: Pesawat Tempur TNI AU Paksa Pesawat Asing Mendarat
Pesawat kargo dari Ethiopia tersebut juga melenceng dari rute. Tidak melaju ke utara menuju wilayah Aceh, lanjut ke Malaysia, kemudian Hongkong.
Namun, setelah masuk wilayah udara Indonesia dari perairan Nias, tepat di atas Indragiri Hilir, Riau, pesawat berawak enam orang itu malah bermanuver menuju Kepri.
BACA JUGA: 24 Pesawat Tempur F-16 Diterbangkan Langsung dari AS
AirNav Indonesia sempat berkomunikasi dengan pilot pesawat asing tersebut. Namun, pilot tidak bisa menyebutkan izin atau flight clearance untuk memasuki wilayah Indonesia.
BACA JUGA: Dua Unit Pesawat Tempur TNI Tertahan di Hawaii
Pilot F-16 TNI AU selfie dengan latar belakang pesawat Ethiopian Airline callsign ETH3728 yang dipaksa mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, Senin (14/1). Foto: TNI AU Untuk Batam Pos
Karena itu, TNI-AU mengirimkan dua pesawat tempur jenis F-16 dari Skadron Udara 16 yang bermarkas di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru untuk mengintersep dan memaksa pesawat tersebut turun. Pesawat yang membawa muatan 2 ton itu akhirnya turun di Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
”Saat ini masih proses hukum dan penyelidikan oleh pihak TNI-AU di Lanud Raj Haji Fisabilillah Tanjungpinang,” kata Kasubdis Penum Dispen TNI-AU Letkol Sus M. Yuris melalui rilis yang diterima Batam Pos (Jawa Pos Group).
Yuris menjelaskan, pilot pesawat kargo asing itu berhasil diminta turun melalui komunikasi darurat oleh Kapten Pnb Barika dan Kapten Pnb Anang.
”Pesawat B777 ET-AVN mendarat pukul 09.33, disusul dua pesawat F-16 TNI-AU pukul 09.42,” ujarnya.
Soal keberadaan pesawat asing tersebut, Direktur Badan Usaha Bandara Internasional Hang Nadim Batam Suwarso mengatakan, pesawat itu ditempatkan di depan terminal VIP Bandara Hang Nadim. ”Pesawat ini sepenuhnya di bawah wewenang TNI-AU,” ucapnya.
Dari data di flightradar24, saat berada di perairan Nias, pesawat berada di ketinggian 41 ribu kaki. Lalu di atas Provinsi Riau pesawat merendah hingga ketinggian 32 ribu kaki.
Dari informasi yang didapat Batam Pos, pesawat tersebut dipiloti John Ricard, warga asal Kanada, dan kopilot Belacew asal Ethiopia. Kru lainnya adalah Abebe Bizuneh dan Dabi, juga dari Ethiopia. Di dalam pesawat juga ada dua teknisi, yakni Tegegne dan Zurgie. Keduanya sama-sama asal Ethiopia.
Keenam kru pesawat telah menjalani pemeriksaan X-ray. Begitu juga barang bawaan mereka. Pemeriksaan secara khusus terhadap pilot dan kopilot dilakukan di ruang khusus AirNav oleh TNI-AU, imigrasi, dan bea cukai. (ska/c9/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat F-16 Bekas Bukan Berarti tak Berkualitas
Redaktur & Reporter : Soetomo