Lihat, Gereja Kemah Tabernakel Cegah Penyebaran Covid-19 Lewat Inovasi Teknologi

Minggu, 27 September 2020 – 06:30 WIB
Ilustrasi Gereja Kemah Tabernakel (GKT) Pluit. Foto: laman GKT

jpnn.com, JAKARTA - Gereja Kemah Tabernakel (GKT) Pusat di Pluit, Jakarta Utara menerapkan sistem protokol kesehatan yang superketat untuk mencegah penyebaran covid-19.

Menurut Diakaen alias tokoh pelayan GKT Wirawan Darmana, sejak pemerintah meminta tidak ada kerumunan dalam kegiatan masyarakat, pihak gereja sudah langsung memutuskan agar jumlah jemaat yang datang harus dibatasi.

BACA JUGA: COVID-19 Klaster Perkantoran di Jakarta Sangat Ganas, Ini Datanya

"Di sini, kapasitasnya 5 ribu jemaat, tetapi sejak pandemi kami memutuskan yang bisa datang hanya 10 persen jemaat saja. Sisanya bisa menyaksikan dan mengikuti proses ibadah secara online," ujar Wirawan pada JPNN.com.

Pengelola gereja juga mewajibkan jemaat yang akan datang memastikan kondisi dalam keadaan sehat serta harus melakukan registrasi terlebih dulu.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Tsunami Raksasa akan Datang, Prediksi Berakhirnya Covid-19 di Indonesia, Kenangan dengan Ahok

Hanya jemaat yang mendaftarkan diri melalui laman GKT yang bisa masuk ke dalam gereja. Ini sekaligus berguna jika diperlukan data untuk melakukan tracing jemaat yang datang. 

"Tentunya sesuai dengan anjuran pemerintah, semua yang datang harus memakai masker, face shield juga kalau mau pakai dan membawa hand sanitizer sendiri, meski kami juga menyediakannya di sini," tambahnya.

BACA JUGA: Ini Fakta tentang Mantan Polisi Lalu Lintas yang Mengaku jadi Reinkarnasi Yesus

Di dalam ruangan gereja pun, kursi-kursi yang disiapkan berjarak 1,5 meter di antara jemaat. Para petugas gereja juga mengawasi dan langsung menegur apabila ada jemaat yang membuka masker atau tidak memakainya dengan benar selama masih berada di dalam ruangan.

Diakaen alias tokoh pelayan GKT Wirawan Darmana (baju putih) dan Evangelis Hardi Suryadi. Foto: Natalia Laurens/JPNN

Wirawan mengatakan, sebelum jemaat masuk, ruang ibadah sudah disterilisasi terlebih dahulu. Pengamanan dan sterilisasi berlapis dilakukan sebelum kegiatan ibadah.

Sterilisasi berlapis ini dimulai dari proses fogging atau pengasapan, penyemprotan disinfektan, penyinaran UV dan terakhir ozonisasi.

"Satu jam jeda sebelum kegiatan ibadah kami sterilisasi dulu semua ruangan ini. Sebelum jemaat masuk," tambahnya.

Tak hanya itu, di pintu masuk gereja sudah ditempatkan juga thermal scanner. Suhu tubuh jemaat yang masuk satu per satu ke dalam kawasan gereja akan terdeteksi di layar penjaga pintu masuk sehingga tidak perlu ada penjaga yang mengukur suhu tubuh setiap orang yang datang.

"Thermal scanner ini mirip seperti yang dipakai di bandara-bandara internasional," tutur Wirawan.

Inovasi Baru dengan Memodifikasi Teknologi

Meski begitu, Wirawan merasa protokol kesehatan saja tidak cukup untuk mencegah penyebaran covid-19.

Penerapan protokol kesehatan superketat ini, tuturnya, harus juga didukung dengan penggunaan sejumlah teknologi yang dimodifikasi untuk mencegah penularan virus di lingkungan gereja.

Karena itu, pria yang menjadi Direktur PT Barstow Indosukses tersebut memutuskan membuat tim khusus untuk memodifikasi teknologi di GKT. Dia memiliki ide memodifikasi dan membuat produk UV Fan Sterilizer Zero Covid.

Dalam tim itu, Wirawan dibantu analis kesehatan Dokter Stefanus Indra dan Hardi Suryadi yang menjadi koordinator tim teknis yang memasang serta memodifikasi. Keduanya juga adalah jemaat dan pelayan gereja di GKT.

"Kami berpikir protokol kesehatan sudah berjalan, sterilisasi maksimal berlapis sudah dijalankan, tetapi sterilisasi kan dilakukan saat manusianya tidak ada, tetapi saat ruangan kosong. Sementara yang membawa virus itu adalah manusia. Karena itu kami berpikir membuat inovasi gimana caranya udara dalam ruangan tetap steril meski ada orang di dalamnya," jelas Wirawan.

Karena itulah, tim ini memutuskan memodifikasi fan dengan pemasangan sinar UV yang bisa membunuh virus. 

Menurut Dokter Indra, sinar UV tidak boleh terkena manusia secara langsung, karena bisa berbahaya untuk kesehatan.

Karena itu, dimodifikasi UV Fan Sterilizer Zero Covid, di mana pemasangannya dilakukan dengan menyembunyikan alat UV tersebut di bagian dalam mesin.

"Jadi selama dalam ruangan yang ada manusianya, UV Fan Sterilizer Zero Covid tetap bisa dinyalakan untuk menyaring sirkulasi udara dalam ruangan," ujar Dokter Indra.

Pihak gereja memasang satu UV Fan Sterilizer Zero Covid-19 di dekat pintu masuk. Kemudian sisanya sebanyak 10 UV Fan Sterilizer Zero Covid diletakkan di dalam ruangan ibadah.

"Namanya orang di dalam ruangan, meski pakai masker tetapi setidaknya saat kita berbicara ada 5 persen udara yang keluar masuk lewat pinggiran masker. Nah udara inilah yang difilter dengan UV Fan Sterilizer Zero Covid," sambungnya.

UV Fan Sterilizer Zero Covid-19

Sementara itu, menurut Hardi Suryadi, teknisi yang mengaplikasi alat UV tersebut mengatakan dia memodifikasi alat tersebut agar suhu udara bisa disaring oleh sinar UV di dalam mesin, tanpa harus merugikan orang-orang dalam ruangan.

"Sinar UV itu bisa mematikan kuman dan virus di dalam dan diembuskan lewat bawah, sehingga sirkulasi udara tetap steril dalam ruangan yang berisi jemaat," kata Hardi.

Selain itu, kata Suryadi, sinar UV itu juga dipasang di balik exhaust fan di plafon bangunan di beberapa ruangan gereja sehingga sirkulasi udara terjaga.

Sharing Inovasi Teknologi untuk Sesama

Wirawan yang memiliki ide untuk pembentukan tim dan memodifikasi alat UV Fan Sterilizer Zero Covid-19 tersebut mengatakan dia ingin inovasi seperti ini bisa berguna bagi sesama.

Pihaknya akan memulai produksi UV Fan Sterilizer Zero Covid-19 ini bulan depan dan dipasarkan dengan harga lebih terjangkau.

"Pandemi ini, dokter sudah menangani covid, vaksin sedang dibuat, tetapi kita belum tahu kapan jadinya, sehingga alangkah baiknya kami berinovasi dan memodifikasi teknologi untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran virus berbahaya tersebut," kata Wirawan.

Dia menyarankan pemakaian UV Fan Sterilizer Zero Covid-19 untuk perkantoran termasuk kantor pemerintah demi mencegah klaster kantor yang sedang marak terjadi saat ini.

Wirawan yang juga sudah 20 tahun berpengalaman di bidang hatcherry di peternakan mengingatkan saat ini penyebaran covid-19 tidak lagi hanya droplet melainkan juga aerosol dan airborne sehingga perlu pencegahan dengan teknologi.

"Puji Tuhan dari awal sejak covid-19, di gereja ini tidak ada suspect karena kami menggunakan sistem ini. Ternyata aman. Puji Tuhan ini berhasil," kata Wirawan.

"Kami ingin sharing inovasi ini, karena ini juga untuk kebaikan kita bersama. Kami membuatnya karena ini juga demi kesehatan kami. Ini bisa dipakai di kantor dan tempat ibadah manapun, di hotel. UV Fan Sterilizer Zero Covid-19 tanpa mengganggu kesehatan manusia di dalam ruangan. Semoga pemerintah juga bisa melihat inovasi ini semoga bisa membantu kinerja pemerintah dalam mencegah penyebaran covid-19," pungkas Wirawan. (flo/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler