Lihat, Kondisi Jalanan di Pekanbaru Memprihatinkan, Sampah Berserakan dan Bau Busuk

Selasa, 30 Agustus 2022 – 08:55 WIB
Tampak tumpukan sampah telah mengeluarkan bau busuk di Jalan Lingkar, dekat Terminal AKAP Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Foto: Rizki Ganda Marito/JPNN.com

jpnn.com, PEKANBARU - Kota Pekanbaru cukup memprihatikan. Pasalnya, tampak sampah berserakan di beberapa titik di pinggir jalan.

Tumpukan sampah itu mengeluarkan bau tak sedap alias bau busuk.

BACA JUGA: Warga Pekanbaru Mengeluhkan Soal Retribusi Kebersihan Naik Dua Kali Lipat tetapi Sampah Berserakan

Pantauan JPNN.com pada Senin (29/8) di beberapa titik ruas jalan protokol di Kota Pekanbaru, terlihat tumpukan sampah yang sudah mengeluarkan cairan dan bau tak sedap.

Lalat beterbangan di sekitar sampah yang mengeluarkan bau tak sedap.

BACA JUGA: Australia Terkini: Lagi-lagi Ditemukan Sampah Luar Angkasa dari SpaceX

Terlihat, pemulung mengais-ngais sampah. Hal ini berdampak pada sampah berserakan ke badan jalan.

Pemandangan itu terlihat di median Jalan Lingkar Lintas Sumatra yang berada di Kecamatan Payung Sekaki, tepatnya di dekat pasar induk belakang Terminal AKAP.

BACA JUGA: Begini Banjir di Pekanbaru saat Hujan, Pemerintah Ke Mana?

Kemudian median Jalan Tuanku Tambusai, Air Hitam, Arifin Ahcmad, HR Soebrantas, hingga Arengka II Pekanbaru.

Entah masyarakat yang tak sadar membuang sampah sembarangan, ataukah pengelola sampah di Kota Pekanbaru yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

Hingga saat ini masih jadi pertanyaan bagi masyarakat Kota Pekanbaru mengapa persoalan sampah seperti tidak ada habisnya.

Sementara, retribusi sampah terus dikutip bahkan sudah dinaikkan hingga dua kali lipat.

Hal itu sudah dikeluhkan warga Pekanbaru bernama Sandy (40) yang tinggal di Jalan SM Amin, Kecamatan Tampan.

Dia heran, mengapa tiba-tiba Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru menaikkan retribusi sampah.

Padahal, masih banyak sampah yang berserakan dan tidak diangkut oleh pengelola sampah.

"Biasanya Rp 150 ribu, ini sekarang harga pengutipan sampah rutin tiap bulan naik Rp 250 ribu itu tidak sesuai karena sampah bisa empat hari sekali baru diangkat. Jadi, sampah berserakan dan sudah sempat bau," ujar Sandy. (mcr36/jpnn


Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Rizki Ganda Marito

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler