jpnn.com, SUKOHARJO - Fery Farhati berkunjung ke Panji Gong Agung di Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah. Di sana istri Anies Baswedan ini melihat proses pembuatan gong.
Kedatangan Fery di Panji Gong Agung ini merupakan salah satu rangkaian kunjungan kebudayaan selama berada di Jawa Tengah.
BACA JUGA: Disowani Fery Farhati, Maestro Keroncong Waldjinah Titip Batik Wahyu Tumurun untuk Anies
Kedatangan Fery disambut oleh David anak dari pemilik Panji Gong Agung. Dia menjelaskan secara detail proses pembuatan gong dari mulai peleburan timah dan tembaga hingga proses melaras.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) DKI Jakarta periode 2017-2022 ini melihat seluruh tahapan pembuatan gong. Dia juga berbincang dengan pengrajin gong.
BACA JUGA: Fery Farhati & Mutiara Baswedan Kunjungi Sentra Produksi Sanjai sebagai Dukungan pada UMKM
Fery mengaku kagum begitu banyak budaya yang ada di Indonesia. Dia mengatakan, ini merupakan momen pertama dirinya menyaksikan langsung proses pembuatan gong.
"Ini pertama kalinya saya melihat pembuatan gong tahap demi tahap. Prosesnya rumit, butuh kesabaran, kerjasama tim dan sentuhan seni dalam membuatnya. ” ungkap Ketua Dekranasda DKI Jakarta 2017-2022, Selasa, 23 Januari 2024.
BACA JUGA: Fery Farhati Ungkap Cara Mencegah Anak Kecanduan Gadget
Tak hanya itu, Fery dan putrinya Mutiara Annisa Baswedan ikut bernyanyi bersama wiyaga atau penabuh gamelan. Fery juga mencoba memainkan alat musik demung dan gong.
"Saya apresiasi sekali seluruh pengrajin yang sampai saat ini masih menjaga budaya. Harapannya ke depan semakin banyak yang ikut terlibat menjaga warisan budaya ini," tuturnya.
Sementara itu, David berharap apabila Anies Baswedan terpilih sebagai presiden RI bisa merawat dan mengembangkan budaya yang ada di Indonesia.
"Semoga kalau Pak Anies jadi presiden bisa memperkenalkan gamelan ke seluruh Indonesia terutama ke anak-anak muda supaya gamelan tidak mati soalnya kan gamelan sudah masuk warisan budaya UNESCO, jadi kalau tidak diteruskan ya sayang," ucap David.
Perlu diketahui, proses pembuatan gong diawali dengan peleburan timah dan tembaga yang kemudian di cetak sehingga membuat bentuk lempengan.
Setelah itu, proses pelebaran yang dilakukan dengan cara dibakar kembali. Lempengan kemudian ditempa agar lempengan tersebut semakin lebar dan tipis.
Kemudian, proses selanjutnya yakni pembentukan lempengan menjadi wadah yang cekung. Selanjutnya, pembuatan pencon dan pembatas kemudian diukur.
Terakhir proses melaras yaitu mencari bunyi dari gong yang paling enak dan sesuai. Nada tersebut dicari dengan alat pengukur nada. Setelah itu gong akan di gerindra sebelum siap digunakan. (jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com