jpnn.com, PESISIR SELATAN - Buaya muara yang selama ini kerap menganggu masyarakat Kampung Sako, Kenagarian Batu Hampar Selatan, Kecamatan Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan, Sumbar, masuk perangkap warga, Rabu (15/3) sekitar pukul 10.45.
Kini buaya tersebut telah dievakuasi dan dibawa ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar di Kota Padang.
BACA JUGA: 3 Kambing, Belasan Ayam Hilang, Ternyata Ini Pelakunya
Tasril, 40, warga Batu Hampar Selatan, yang memasang perangkap buaya menyebutkan, buaya tersebut sudah dilihat masyarakat sejak September tahun lalu.
Namun, beberapa hari lalu, buaya tersebut kembali muncul ke permukaan dan meresahkan masyarakat sekitar.
BACA JUGA: Mengharukan, Yuliana Menangis saat Serahkan Otan
Warga khawatir, buaya tersebut akan menerkam mereka saat menyeberangi sungai menuju ladang atau perkebunan.
Untuk menangkap buaya muara tersebut, ia bersama warga lainnya memasang perangkap. Bentuknya seperti perangkap babi.
BACA JUGA: Bupati Pessel Setop Pembangunan RSUD
Perangkap tersebut dipasang, Selasa (14/3). Kemudian Rabu (15/3) pagi , buaya tersebut terlihat masuk dalam perangkap.
“Warga kemudian melakukan evakuasi ke daratan dengan terlebih dulu mengikat mulut dan badan buaya muara tersebut dengan tali,” tuturnya.
Wali Nagari Batu Hampar Selatan Andi Hasan mengungkapkan, warga bersyukur masuknya buaya ke dalam perangkap.
Sebab, selama ini warga selalu cemas ketika mendekati sungai. Padahal di sepanjang aliran sungai yang selalu dilewati buaya ada lahan milik warga.
“Warga selalu was-was ketika akan menuju ke lahan perladangan mereka. Takut, ketika menyeberangi sungai, tiba- tiba buaya tersebut muncul dan mengancam keselamatan jiwa mereka,” ujarnya.
Menurutnya, warga sudah merasa resah dengan kehadiran buaya itu sejak September 2016 lalu. Buaya tersebut muncul pada pukul 10.00 hingga 12.00. Panjang buaya tersebut sekitar dua meter.
Jika buaya tersebut sudah berada di sungai, warga tak berani mendekat.
“Buaya itu kadang muncul ke daratan untuk berjemur. Lokasi buaya itu sering muncul digunakan warga untuk memandikan ternak atau tempat anak-anak bermain,” ujarnya.
Pihaknya telah melaporkan keberadaan buaya muara tersebut ke BKSDA.
BKSDA pun telah mendatangi lokasi tempat buaya tersebut sering muncul dan telah memasang perangkap. Namun, pada waktu itu gagal.Baru sekarang masuk perangkap.
“Menurut informasi warga yang melihat buaya, diduga buaya tersebut tidak satu ekor namun dua ekor,” ujarnya.
Andi menambahkan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan Polsek Koto XI Tarusan dan BKSDA segera membawa buaya tersebut.
Sebelumnya, kehadiran buaya di sungai Pessel juga terjadi di Sungai Silaut bahkan telah menimbulkan korban jiwa.
Beberapa warga ada yang diterkam buaya. Bahkan ada warga yang ditemukan tewas dengan anggota badannya hanya setengah.
Seperti yang dialami Kasro Saragi, 70, warga Tanjung Beringin II, Kenagarian Lunang Selatan, Kecamatan Lunang, ditemukan tewas dalam Batang Lunang sekitar pukul 10.00, Senin (13/6) tahun lalu dengan kondisi memprihatinkan bagian pinggang ke bawah hilang, diduga sudah dimakan buaya yang cukup banyak di sungai
Kendati begitu, Pemkab Pessel berencana akan menjadikan aliran sungai Silaut sebagai kawasan konservasi dan pelestarian buaya.
Meskipun, buaya adalah salah satu predator yang terkenal dengan keganasannya. Tetapi buaya adalah salah satu satwa yang dilindungi dan harus dijaga kelestariannya. (uni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hiii.... Dua Buaya Keluyuran di Sungai Belum Tertangkap
Redaktur & Reporter : Soetomo