Lihatlah Perjuangan Guru ini Naik Turun Bukit untuk Mengajar di Rumah Siswa

Senin, 03 Agustus 2020 – 22:55 WIB
Muhammad Zaki Iqbal, guru MTs Al Hidayah Karangrayung guru yang naik turun bukit untuk mengajar. Foto: Instagram

jpnn.com, GROBOGAN - Program Jogo Tonggo ternyata bukan hanya untuk melawan penyebaran COVID-19 di Jawa Tengah.

Program yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu juga diaplikasikan menjadi Jogo Siswa sebagai solusi di bidang pendidikan.

BACA JUGA: PGRI: Guru PNS dan Honorer Diobok-obok, Kemendikbud Sibuk Urus POP

Di Kabupaten Grobogan, ada salah seorang guru MTs yang rela naik-turun bukit dan melewati jalan berliku menyambangi rumah siswa untuk memberikan pembelajaran secara langsung. 

Dia adalah Muhammad Zaki Iqbal, guru MTs Al Hidayah Karangrayung, Kabupaten Grobogan.

BACA JUGA: Kematian Pertama akibat COVID-19 di Kota Madiun, Guru SMP

Pandemi COVID-19 yang hampir melumpuhkan aktivitas di semua lini kehidupan masyarakat, termasuk pendidikan. Semua sekolah menerapkan sistem daring untuk proses belajar-mengajar.

Hal ini masih terdapat kendala-kendala terutama ketersediaan perangkat seperti handphone, laptop sampai kuota internet.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Ada Hal Mistis Apa di Istana? Calon Kapolri Jenderal Bintang Dua, Oh Jaksa Pinangki

Bagi siswa yang berada di pelosok, baik dari kondisi ekonomi yang rendah hingga lokasi yang susah sinyal, perlu dilakukan tindakan solutif dari pendidik.

Muhammad Zaki Iqbal menuturkan bahwa Pandemi COVID-19 perlu disikapi dengan terus berusaha survive, terutama di dunia pendidikan. Ia pun menerjemahkan Program Jogo Tonggo menjadi Jogo Siswa sebagai langkah solutif.

"Kita tidak bisa berdiam diri atas adanya COVID-19. Kita harus tetap survive. Proses pembelajaran dilakukan secara daring, memang itu solusi di saat pandemi. Namun, kita juga harus beradaptasi dengan kondisi yang ada di lapangan," ujarnya, Senin (3/8/2020)

Di daerahnya, masih banyak siswa yang hidup di lingkungan keluarga yang tidak mampu. Selain itu, kondisinya di sekitar bukit dan hutan membuat susah menangkap sinyal.

"Kondisi itulah kemudian kita berinisiatif selain daring bagi siswa yang memiliki perangkat dan sinyal, kita juga menyambangi siswa yang tidak mampu mengikuti pembelajaran secara daring," imbuhnya.

Zaki menyambangi rumah beberapa siswa yang tidak mampu mengikuti pembelajaran daring tiap Sabtu dan Minggu. Ia berkeliling melewati jalan berliku, naik-turun melewati hutan untuk sampai ke rumah siswa.

Baginya, apa yang dilakukan sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Hal itu juga sebagai bentuk aplikasi Program Jogo Tonggo yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Iya, ini seperti Jogo Siswa, kalau Pak Ganjar Itu ada Jogo Tonggo maka kami terjemahkan di sekolah sebagai Jogo Siswa," paparnya.

Meski harus bertatap muka langsung dengan siswa, Zaki memastikan tetap menerapkam protokol kesehatan.

"Iya tetap pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Ini juga sebagai edukasi kepada mereka terhadap protokol kesehatan," ucapnya.

Sementara, Sulastri (47) salah seorang wali siswa MTs Al Hidayah menyampaikan terima kasih kepada guru yang telah rela mendatangi anaknya untuk memberikan pelajaran di rumah. 

Dia sendiri merupakan janda dan hanya bekerja pencari kayu di hutan.

"Empat tahun lalu suami saya meninggal. Saya hanya kerja cari kayu, jadi pendapatannya tidak tentu. Anak saya tidak punya hp. Terima kasih pak Guru yang mau datang ke rumah kasih pelajaran," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler