jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melakukan audit internal atas insiden terbangnya AirAsia QZ8501. Hasil investigasi itu nantinya akan diumumkan pada hari Jumat (9/1) pekan ini. Saat ini baru 40 persen data yang masuk ke Dirjen Perhubungan Udara.
Kepastian itu disampaikan oleh Direktur Angkutan Udara Kemenhub Mohammad Alwi kemarin (7/1). Menurut Alwi, sampai saat ini tim audit yang diketuai oleh inspektorat jenderal Kemenhub masih berada di lapangan. "Masih 40 persen data yang kami kumpulkan," jelasnya.
BACA JUGA: Istana Tunggu Usulan Nama Calon Jubir Presiden
Mantan Kepala Otoritas Bandara Wilayah III Juanda itu mengatakan, ada lima bandara yang diperiksa oleh tim investigasi. Yakni Bandara Kualanamu Medan, Soekarno Hatta Jakarta, Juanda Surabaya Jawa Timur, Hassanudin Makasar Sulawesi Selatan dan Ngurah Rai Denpasar Bali. Dalam pemeriksaan tersebut, tim melakukan investigasi di empat instansi.
Yaitu Air Traffic Controller (ATC) di bandara, pengelola bandara, maskapai dan Otoritas Bandara (Otban).
BACA JUGA: Jadi Kandidat Jubir Presiden, Ini Tanggapan Johan Budi
Untuk ATC, tim tersebut melihat bagaimana petugas melayani pilot di udara. Selain itu mereka juga melihat bagaimana petugas memberikan izin terbang. Sedangkan untuk bandara, apakah pihak bandara menerima surat tembusan surat izin penerbangan dari tiap maskapai.
Dia melanjutkan, untuk maskapai yang dilihat adalah surat izin penerbangannya. Ada apa tidak. "Untuk otban, kami melihat pengawasannya," ujarnya.
BACA JUGA: Jenazah Ajaib Itu Rencananya Diterbangkan ke Surabaya Hari Ini
Namun, dia tidak mau membeberkan penelusuran yang sudah dilakukan oleh tim. Pasalnya, hasil audit itu akan dibawa ke Kemenhub untuk diperiksa kembali. "Mungkin hari ini sudah 100 persen. Tapi untuk hasil kami belum bisa memberi tahu. Sabarlah," paparnya.
Sebelumnya, Kemenhub sudah mencopot tujuh pejabat. Kepala Bidang Keamanan dan Kelaikan Angkutan Udara merangkap unit kerja pelaksana slot time di otoritas bandara wilayah III Surabaya.
Kedua adalah Principal Operatian Inspector (POI) yang bertugas di AirAsia. Di setiap maskapai Kemenhub mempunyai satu orang POI.
Tak hanya di Kemenhub, penonaktivan karyawan juga dilakukan di PT Angkasa Pura (AP) I Cabang Juanda dan Perum Air Navigation (Air Nav) Indonesia. Untuk Air Nav ada tiga karyawan. Yakni GM air nav surabaya, manajer Air Traffic Service (ATS) Operation Surabaya, dan Senior Manager Air Traffic Flow Management (ATFM) dan ATS kantor pusat perum Air Nav.
Sedangkan di PT Angkasa Pura I, ada dua orang yang dimutasi. Yakni Departemen Head Operation PT AP I cabang bandara Juanda dan Section Head AMC PT AP I juanda.
Dari pejabat yang dicopot itu, ada dua berasal dari Juanda. Sebelum menjabat Direktur Angkutan Udara, Alwi menjabat sebagai Kepala Otoritas Bandara Wilayah III Juanda. Kemungkinan besar, Alwi mengetahui praktik mafia penerbangan di bandara yang terletak di Sidoarjo itu.
Menanggapi itu, Alwi mengaku, saat memimpin, Otban Juanda tidak ada masalah. Malah, Otban Juanda menjadi yang terbaik dari 68 instansi yang lain. "Tidak, saat saya pimpin selama dua tahun tujuh bulan, Otban Juanda menjadi yang terbaik. Itu apes aja," jelasnya.
Dia menambahkan, mutasi atau penonaktifan itu hal yang biasa. Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus siap untuk diperiksa. "Namanya PNS harus siap dimutasi di mana saja," paparnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Kemenhub JA Barata mengatakan tujuh pejabat yang di non-aktifkan belum tentu bersalah. Namun, dalam menjalankan tugasnya diduga berperan dalam lolosnya AirAsia QZ8501.
Saat ditanya dari eselon berapa tujuh karyawan itu, Barata enggan menjkawab. "Saya tidak tahu," ucapnya.
Dia mengaku, jika dalam investigasi tidak ditemukan bukti mereka bersalah, Kemenhub siap mengembalikan jabatan mereka. "Pasti akan kami pulihkan jika tidak bersalah," paparnya. (Jawa Pos/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Kesebelas, 40 Jenazah Ditemukan, 24 Teridentifikasi
Redaktur : Tim Redaksi