jpnn.com, JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA menemukan lima alasan utama kemenangan pasangan Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin atas Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Menurut peneliti senior LSI Denny JA, Adrian Sopa, pertama, mayoritas publik puas atas kinerja Jokowi sebagai presiden. Dia menjelaskan, tingkat approval rating Jokowi mencapai 69,5 persen (data exit poll 17 April 2019).
BACA JUGA: Ingat Pesan Pak Moeldoko: Negara Diatur Pakai Konstitusi, bukan Ijtimak Ulama
Mereka yang menyatakan tidak puas hanya 25,6 persen. Sementara 4,9 persen menyatakan tidak tahu atau tidak jawab.
“Artinya kurang lebih tujuh dari 10 pemilih yang datang ke TPS menyatakan puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden,” kata Adrian dalam paparan 100 Persen Quick Count LSI Denny JA di kantornya, Kamis (2/5).
Kedua, lanjut Adrian, Jokowi punya sejumlah program populis yang diketahui luas dan disukai. Sejumlah program Jokowi yang dikenal luas dan disukai antara lain Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), pembangunan infrastruktur, dana desa, dan beras sejahtera (rastra).
BACA JUGA: AHY Sempat Bahas Politik dengan Jokowi
Program-program ini dikenal rata-rata di atas 70 persen dan rata-rata di atas 60 persen disukai.
Ketiga, Jokowi – Ma’ruf punya tiga basis pemilih utama dan loyal. Ketiga basis pemilih utama tersebut adalah antara lain pemilih minoritas (dukungan Jokowi – Ma’ruf 83,1 persen), pemilih wong cilik (dukungan Jokowi – Ma’ruf 56,4 persen), dan pemilih Nahdatul Ulama (NU) (dukungan Jokowi – Ma’ruf sebesar 53,8 persen. “Keunggulan Jokowi – Ma’ruf di tiga segmen pemilih penting ini menjadi kunci kemenangan di Pilpres 2019,” ujar Adrian.
Keempat, sambung dia, golput yang proporsional dari kedua pendukung kandidat. Hasil QC LSI Denny JA menunjukkan bahwa angka voter turn out (partisipasi pemilih) mencapai 80,76 persen. Artinya, ujar Adrian, mereka yang tidak menggunakan hak pilih (golput) 19,24 persen.
“Keunggulan Jokowi – Ma’ruf yang tidak jauh berbeda dengan survei pra pemilu yang menunjukkan bahwa golput kedua pendukung kandidat dimungkinkan terjadi secara proporsional,” ujarnya.
BACA JUGA: AHY Empat Mata dengan Jokowi, Hinca Yakini Demokrat Masih Setia pada Prabowo - Sandi
Menurut dia, tidak ada pendukung tertentu yang golputnya berbeda signifikan dibanding pendukung lainnya. Sehingga tidak terjadi perubahan signifikan hasil pemilu jika dibandingkan dengan survei pra pemilu.
Kelima, lanjut Adrian, kepribadian Jokowi lebih disukai dibandingkan Prabowo. Hampir semua aspek kepribadian, kata dia, Jokowi dinilai publik lebih unggul dibanding Prabowo.
“Kepribadian tersebut di antaranya Jokowi dinilai lebih jujur, pintar, nasionalis, dan perhatian terhadap rakyat,” pungkas Adrian.
Seperti diketahui, LSI Denny JA menyatakan bahwa Jokowi – Ma’ruf berpotensi menjadi pemenang Pilpres 2019 berdasar hasil hitung cepat lembaganya.
Dari data hitung cepat LSI Denny JA yang sudah 100 persen, Jokowi - Ma'ruf meraih 86.773.220 suara 55,71 persen, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno 68.985.566 suara atau 44,29 persen.
"Jika selisih kedua pasangan calon sebesar 11,42 persen, artinya selisih itu setara dengan kurang lebih 17 juta suara selisih antara kedua kandidat," ungkap Adrian. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbak Puan & Bu Risma Berpotensi Jadi Menteri, Peluang Adian Sepertinya Kecil
Redaktur & Reporter : Boy