Lima Korban Tewas Akibat Gempa Ambon

Kamis, 26 September 2019 – 19:19 WIB
akil Wali Kota Ambon Syarief Hadler bersama BMKG dan BPBD mengajak warga yang mengungsi pascagempa magnitudo 6,8 untuk kembali ke rumah masing-masing. Foto : Daniel Leonard/ Antara

jpnn.com, AMBON - Wakil Wali Kota Ambon Syarief Hadler membenarkan adanya lima korban meninggal dunia akibat gempa Ambon yang terjadi pagi ini.

Penjelasan Hadler itu disampaikan saat mengunjungi sejumlah lokasi pengungsi korban gempa di kawasan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

BACA JUGA: Bela Hotman Paris, Nikita Mirzani: Sudah deh Farhat, Kalau Kalah Saing Kalah Aja  

"Korban meninggal dilaporkan berjumlah lima orang dan yang luka-luka sebanyak tiga orang," katanya di Ambon, Kamis malam.

Dalam kunjungan tersebut, dia didampingi Sekretaris Daerah Pemkot Ambon A.G. Latuheru, Dandim Pulau Ambon Letkol (Kav) Cecep Tendi Sutandi, dan petugas BMKG Andi Azhar.

BACA JUGA: Fakta-fakta Mengejutkan Temuan KPAI Seputar Demo Pelajar STM

Pada kesempatan itu, dia juga mengajak masyarakat kembali ke rumah masing-masing karena kekuatan gempa semakin kecil dan tidak berpotensi tsunami.

"Satu dari lima warga yang meninggal dunia tertimbun longsoran pasir dan yang lainnya, termasuk-anak-anak tewas akibat tertimpa reruntuhan tembok rumah yang roboh saat terjadi gempa," kata dia.

BACA JUGA: Jokowi: Kalau Sudah Anarkis Ya Harus Ditindak Tegas

Seluruh biaya penanganan korban yang tertimpa longsor antara lain untuk evakuasi hingga pemakaman, ditanggung Pemkot Ambon.

Dia mengatakan telah terjadi 106 kali gempa susulan, sedangkan berdasarkan laporan BMKG, potensinya makin mengecil sebagaimana pengalaman serupa juga sudah terjadi di daerah lain, baik dalam maupun luar negeri.

Sementara Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon Muslimin mengatakan data yang dihimpun melalui BMKG Maluku dan potensi terkait, menyebutkan sedikitnya sembilan orang meninggal dunia di Pulau Ambon akibat gempa tektonik magnitudo 6,8.

Identitas korban tewas akibat gempa Bumi, yakni Narti Rumain tertimpa material bangunan rektorat IAIN, Mateis Frans tertimbun longsoran pasir di Nania, La Nai, warga Dusun Wailusun, Desa Waai, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah.

Selain itu, Joy Nanloy (2) di Lembah Argo, Desa Passo, Kecamatan Baguala (Kota Ambon) tertimpa reruntuhan bangunan rumah, Hamid Laisouw dan Aisya Marwapey di kawasan Batu Pintu, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Nona Messy Letlora (27) di Skip RT005/004, Kecamatan Sirimau.

"Untuk korban Messy Letlora meninggal dunia di Rumah Sakit Bhakti Rahayu Ambon karena terjatuh saat melarikan diri," katanya.

Selain itu, Jahia (56) di kawasan Kelurahan Silale (Kota Ambon) terjatuh saat menyelamatkan diri dari gempa dan meninggal dunia di RST dr. Latumeten Ambon.

Kemudian Hj Kebo (75) di Desa Nania yang juga jatuh akibat menyelamatkan diri dan meninggal dunia di Rumah Sakit Otokwik Passo-Ambon.

Korban luka-luka tiga orang, yakni Djamila Lasaiba di kawasan IAIN Ambon yang tertimpa bangunan dan dirawat di Rumah Sakit Al-Aqhsa Manusela, Gamar Assagaf juga di IAIN dan dirawat di Puskesmas Air Besar.

Satu korban lainnya, Wias berusia delapan bulan di Desa Batumerah karena tertimbun reruntuhan bangunan dan dirawat di RS Bhayangkara Tantui Ambon. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler