Lima Mitos Menyeramkan Gerhana Matahari Total

Selasa, 08 Maret 2016 – 08:02 WIB
Teropong Bintang yang juga akan dimanfaatkan untuk melihat gerhana matahari total. Foto: Fajri.JPG

jpnn.com - BANYAK cerita-cerita kuno, mitos, seputar Gerhana Matahari Total (GMT). Bahkan, erap kali masyarakat melakukan tradisi atau ritual khusus cegah efek negatif yang konon bisa timbul dari gerhana.

Beberapa mitos yang sudah berkembang, yang dirangkum dari pemberitaan Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: GMT: Mitos Nenek Bungkuk Bertongkat

Pertama, mitos gerhana matahari terjadi karena naga makan matahari. Hewan-hewan dilarang dikeluarkan dari kandang. Matahari dimakan, apalagi hewan. Begitu kira-kira mitosnya.

Kedua, mitos gerhana matahari terjadi karena dewa matahari melawan ular laut. 

BACA JUGA: Umat Hindu Siapkan Ritual Khusus Sambut Gerhana

Ketiga, dalam mitologi Mesir Kuno, ada satu dewa paling penting, yaitu Ra, dewa berkepala elang dan merupakan dewa Matahari. Dalam kesehariannya, Ra memimpin sebuah perahu yang banyak berisi dewa guna melintasi langit. Bila terjadi gerhana matahari maka diyakini monster Apep telah berhasil menghentikan Ra, walau pada akhirnya Ra, dewa Matahari berhasil meloloskan diri dan matahari kembali bersinar.

Keempat, mitos raksasa Batara Kala atau rahu menelan matahari karena dendamnya pada sang surya atau dewa matahari. Wanita hamil harus masuk rumah.

BACA JUGA: Batara Kala Murka, Ibu Hamil Harus Masuk Rumah

Kelima, gerhana matahari sering dikaitkan dengan munculnya nenek bungkuk mengenakan tongkat. Itu cerita lama. Kata mitos, siapa saja yang ketemu akan jatuh sakit bahkan meninggal. 

Nenek bungkuk yang muncul tersebut merupakan orang jahat. Tak jarang, guna menangkal kejahatan nenek bungkuk tersebut masyarakat di Lembak menggantungkan sejumlah gelang yang terbuat dari bambu di dalam rumah. (sumeks/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Matahari Dicaplok Naga, Ada Juga Monster


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler