jpnn.com - SUNGGUMINASA - Aksi penyerangan terhadap anggota polisi yang sedang bertugas kembali terjadi, Kamis (2/7), dini hari. Lima polisi diserang, dua luka-luka, satu tewas.
Seperti dikutip dari FAJAR (Grup JPNN), kelima polisi yang sementara bertugas itu diketahui adalah Brigpol Sulaiman (Komandan Regu), Brigpol Firdaus, Brigpol Irfanudin, Brigpol Mus Muliady dan Bripda Usman. Brigpol Irfanudin tewas setelah terkena tebasan parang di kepala bagian belakang dan sisi kanan wajah.
BACA JUGA: Polisi Tangkap Polisi yang Bawa Empat Kubik Kayu Ilegal Keluar dari Hutan
Selain itu, korban juga mengalami luka sabetan parang di bagian punggung dan dada. Parahnya ada pula luka tembakan di bagian paha atas sebelah kiri.
Dua korban lainnya adalah Brigpol Mus Muliady dan Bripda Usman. Brigpol Mus Mulady mengalami luka serius di bagian leher belakang, bagian tengah punggung dan luka tusuk pada bagian bokong. Sementara Bripda Usman mengalami luka robek pada bagian kepala.
BACA JUGA: Jambret Pendeta, Residivis Curas Diciduk Polisi
Aksi penyerangan polisi ini diduga dilakukan secara terencana. Lima polisi yang sementara bertugas tiba-tiba dihampiri empat mobil minibus dan dua orang yang mengendarai dua sepeda motor.
Saat mobil minibus itu berhenti, tiba-tiba semua penumpang mobil berhamburan keluar dan menyerang Brigpol Irfanudin dengan parang. Pelaku kemudian menyerang Brigpol Mus Muliady dan Bripda Usman.
BACA JUGA: Dua Begal Berpistol Ini Rampas Truk Lalu Lemparkan Tubuh Korban
Sejumlah pria bertopeng lainnya juga masuk ke dalam warung dan mengejar Brigpol Sulaiman dan Brigpol Firdaus. Namun, kedua polisi itu langsung melarikan diri setelah melihat dua rekannya ditebas.
Salah seorang saksi korban, Bripda Usman yang ditemui di Polres Gowa mengatakan, aksi penyerangan itu sangat cepat. Dia memperkirakan, kejadian itu kurang dari lima menit. Bripda Usman mengaku langsung melarikan diri masuk ke pos polisi lalu keluar melalui lubang di belakang pos itu.
"Saya sempat dengar suara tembakan. Sepertinya ada lima kali tembakan saat melarikan diri," kata dia.
Dia mengatakan, dari lima aparat yang bertugas malam itu, hanya Irfanudin yang menenteng senjata laras panjang. Selain itu, ada yang hanya menggunakan pistol. Usman sendiri mengaku tidak memegang senjata api. Kemungkinan besar, Irfanudin menjadi korban pertama karena terlihat membawa senjata.
Usai menyerang polisi, para pria bertopeng itu langsung meninggalkan lokasi. Salah seorang pelaku meninggalkan sepeda motor yang dikendarainya. Sepeda motor jenis Yamaha Vixion berwarna merah itu lalu diamankan di Polda Sulsel.
Direktur Direktorat Shabara Polda Sulsel, Kombes Pol Ferdinand mengakui penyerangan yang membuat anggotanya meninggal dunia itu adalah penyerangan yang terencana. Semua penyerang yang diperkirakan berjumlah 20 orang diduga terlatih dan dilengkapi dengan senjata seperti parang dan senjata api.
"Kasusnya masih dalam penyelidikan. Memang sangat terencana. Apakah ini motifnya dendam, kita belum tahu," jelas Ferdinand disela-sela upacara pemakaman Brigpol Irfanudin, Kamis (2/7) kemarin.
Dia mengaku jika setiap regu anggota Shabara yang ditugaskan menjaga malam ramadan dilengkapi dengan senjata api. Setelah kejadian ini, pihaknya akan memperketat pengamanan untuk semua polisi yang bertugas di lapangan.
"Kita tetap akan berpatroli. Semua pasukan akan dibekali senjata masing-masing," jelas dia. Ferdinand mengatakan, kasus itu akan ditangani oleh Polda Sulsel dan diback up oleh Polres Gowa. Pihaknya juga sudah mengamankan sejumlah aksi-saksi yang diduga terkait dengan kasus itu.
"Ada beberapa yang kita amankan di Polda sebagai saksi. Ada juga dua warga yang diamankan di Brimob. Tetapi masih hanya sebatas saksi," jelas dia.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Gowa, AKP Mochammad Yunus mengaku jika polisi sudah mengidentifikasi ciri-ciri pelaku. Dia mengatakan, dari keterangan saksi-saksi, sebagian pelaku terlihat berbadan tegap dan berambut cepak. Kebanyakan pelaku menggunakan baju berwarna hitam dan menggunakan celana jins.
Polisi juga menemukan sebuah selongsong peluru di sekitar lokasi kejadian. Hanya saja, Yunus masih merahasiakan spesifikasi selongsong peluru itu. Demi keamanan, saksi-saksi di sekitar lokasi kejadian diamankan di Polda Sulsel.
"Memang saat kejadian terdengar suara letusan tembakan lima kali. Pada tubuh korban juga ditemukan luka tembakan," jelas dia. Kapolres Gowa, AKBP Heri Marwanto mengaku selama ini anggotanya tidak pernah bermasalah dengan siapapun. Meski demikian, pihaknya masih berupaya mengusut kasus tersebut.
"Kita masih mengusut kasus ini. Sejumlah pihak masih menyelidikinya," jelas dia.(eka)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perampok Berpistol Ini Diringkus setelah Sempat Melarikan Diri
Redaktur : Tim Redaksi