jpnn.com, PALEMBANG - Aksi kejahatan modus gendam kembali marak di Palembang, Sumatera Selatan. Sejauh ini sudah lima siswi SMK Bakti Persada, Jl Ahmad Yani bawah flyover Jakabaring yang jadi korban.
Barang-barang berharga miliknya mereka raib dibawa kabur oleh pelaku.
BACA JUGA: Kapolda Tegaskan Setiap Venue Asian Games Dijaga Khusus
Para korban melapor ke SPKT Polresta Palembang, Rabu (23/5). Mereka mengalami kerugian hingga belasan juta rupiah.
Kelima siswi ini masing-masing Nisa Venesa, 16, kehilangan satu suku perhiasan kalung emas, cincin emas satu gram dan satu unit Hp Oppo.
BACA JUGA: Ingin Asian Games Bebas dari Teror, Mbak Puan Gelar Rakor
Kemudian Meliana, 16, kehilangan Hp Vivo dan satu unit sepeda motor Honda Beat, serta Nyayu Melani (16) harus merelakan satu unit Hp Advance S5.
Lalu Dwi Iswahyudi, 15, kehilangan satu unit sepeda motor Yamaha Mio Sporty dan Hp Xiomi 4A, terakhir Wiwin Oktaviani, 16, kehilangan Hp Samsung J7.
BACA JUGA: Korban Sempat Sebut Nama Tiga Pelaku Sebelum Tewas
Menurut Nisa, kejadian bermula usai mereka mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS). Dia tidak langsung pulang ke sekolah melainkan jalan-jalan ke Danau OPI Jakabaring.
Lagi bersantai di sana tiba-tiba mereka didatangi seorang laki-laki berumur sekitar 30 tahunan.
Laki-laki itu bertanya apakah di daerah tersebut ada pesantren, dijawab salah seorang siswi tidak ada. Belum usai berbicara, datang lagi seorang laki-laki berbadan tegap dan mengaku sebagai anggota polisi ikut nimbrung bertanya apa tujuan laki-laki yang pertama tersebut mencari pesantren.
"Sepertinya mereka terlihat sudah begitu akrab hingga akhirnya pria yang duluan datang tadi mengeluarkan sebuah benda dari dalam kantong celana dan berbicara pelan kepada pria yang satunya," ungkap Nisa diiyakan keempat rekannya yang lain.
Lalu, si pria tersebut mengaku dirinya datang dari Jogjakarta dengan tujuan ke Padang. Namun di Palembang kakeknya sakit dan kini tengah dirawat di RSUD Bari dan meminta kepada pria yang mengaku-ngaku polisi itu meminjaminya uang untuk biaya pengobatan kakeknya.
Entah bagaimana hingga akhirnya si pria yang pertama menyebut barang yang ada di tangannya ini jika dijual bisa laku sekitar Rp100 juta. Tapi dia cuma butuh Rp35 juta saja buat biaya perawatan kakeknya.
Si pria yang mengaku polisi itu pun menyanggupi buat membayar barang tersebut tapi ditolak dengan dalih sudah lebih dulu bertemu kelima siswi yang dijanjikan bakal menerima uang Rp15 juta.
"Entah bagaimana akhirnya kami menyerahkan motor, Hp dan perhiasan emas. Dan dua orang kawan kami Dwi dan Meli ikut mereka buat ngambil uang di RSUD Bari. Tapi justru mereka meninggalkan kedua teman kami di sana dan kami tersadar telah ditipu saat mendengarkan suara azan," ungkap Nisa dengan nada bicara tersekat menahan tangis di hadapan petugas.
Dikonfirmasi terkait pengaduan para korban ini, Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara,SIk,SH,MH melalui Kasubag Humas AKP Andi Haryadi membenarkan telah menerima laporannya.
"Laporan korban sudah diterima dan telah ditindaklanjuti petugas piket Unit Pidum Satreskrim Polresta Palembang," ungkap Andi. (kms/ion/ce2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Melawan, Perempuan Ini Selamat dari Percobaan Pemerkosaan
Redaktur & Reporter : Budi