Lima Tahun ke Depan, Ada Perguruan Tinggi Bakal Bangkrut

Senin, 02 Desember 2019 – 15:10 WIB
Dirjen SDID Kemendikbud Prof Ali Ghufron Mukti. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Ali Ghufron Mukti memprediksikan satu sampai dua perguruan tinggi bakal bangkrut dalam lima tahun ke depan. Bahkan dalam 10 tahun depan, jumlah perguruan tinggi yang bangkrut akan bertambah.

"Ya kemungkinan ada satu sampai dua perguruan tinggi swasta (PTS) yang bangkrut dalam lima tahun ke depan. PTS ini hanya memiliki mahasiswa kurang dari 1000,” ujar Prof Ghufron usai membuka Annual Seminar World Class Professor di Jakarta, Senin (2/12).

BACA JUGA: Papua dan Papua Barat Kekurangan 700 Dosen PTS

Kalaupun PTS tersebut bisa survive, lanjutnya, tantangannya pasti berat. Sebab untuk biaya operasionalnya sangat tinggi. Memang baiknya di merger atau dipikirkan alternatif lain.

"Kalau tidak semua serba sulit, mahasiswa sulit, dosen sulit," ujarnya.

BACA JUGA: Makin Banyak PTS Naik Kelas, Bersaing dengan PTN

Dia memaparkan, Prof Clayton Christensen dari Harvard Business School memprediksikan 50 persen dari 4000 perguruan tinggi di Amerika Serikat akan bangkrut dalam beberapa dekade mendatang.

Mereka menyimpulkan pendidikan online akan menjadi cara yang lebih murah bagi mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan. Tren ini secara efektif merusak model bisnis, institusi tradisional dan mendepak mereka dari bisnis.

BACA JUGA: Resmi Kantongi Izin, UT jadi PTN Pertama Buka Program Doktoral secara Online

Bagaimana dengan Indonesia? Menurut Ali Ghufron, kondisi tersebut bisa saja terjadi di Indonesia jika para pengelola dan pemilik perguruan tinggi tidak bisa melakukan antisipasi.

"Kalau pimpinan perguruan tinggi bisa antisipasi itu mungkin masih bisa survive tetapi kalau tidak, bisa dibayangkan modelnya akan seperti yang diprediksi Prof Clayton Christensen," ujarnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, mau tidak mau harus mengembangkan pendidikan online terutama program studi. Kemudian dosennya harus literate terhadap perkembangan internet of things, perkembangan hasil revolusi 4.0.

"Jadi proses pembelajarannya harus diubah. Jadi lebih ke arah pemanfaatan teknologi, ini proses pembelajaran yang sangat gampang. Di Trisakti misalnya, dari rumah bisa mengakses perpustakaan. Pinjam buku bisa diakses dari kamar tidur," tandasnya.(esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler