Demikian ungkap Geuchik Gampong Gunung Kerambil, Salman D, kemarin (29/9), saat dirawat di ruangan Rindu II RSUD-YA Tapaktuan, karena terserang gejala demam berdarah. “Kami sekeluarga terserang demam, indikasi sementara dampak pencemaran lingkungan limbah rumah sakit,” papar keuchik kepada Rakyat Aceh seraya mengaku kalau puluhan warga lainnya juga mengalami penyakit yang sama.
“Saat ini limbah di RSUD-YA Tapaktuan, tidak lagi diproses secara maksimal untuk mencegah pencemaran lingkungan. Limbah rumah sakit langsung dialiri ke trainase melintasi pemukiman warga Gunung Kerambil hingga berakhir ke laut,”ungkapnya.
Dikatakan Salman, seharusnya pihak rumah sakit dan Dinas Kesehatan lebih mengutamakan perhatian terhadap pencemaran lingkungan untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mengantisipasi penularan wabah penyakit bagi warga yang berdomisili di seputar lokasi. “Ini sangat berbahaya dan harus segera diatasi. Jika tidak, maka dikhawatirkan akan mengancam kesehatan dan keselamatan penduduk,” tandas keuchik.
Sementara, Mey Fendri tokoh pemuda setempat berharap dinas Kesehatan Aceh Selatan segera melaksanakan fogging di kawasan Gunung Kerambil untuk memutuskan rantai perkembangan nyamuk berbahaya. “Kami minta dinas Kesehatan segera melakukan fogging untuk meminimalisir perkembangan dan memutuskan rantai nyamuk tersebut,”papar Mey.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Aceh Selatan, Mualimin, SE yang dihubungi melalui telepon genggam, Minggu (30/9) mengatakan, pihaknya sedang merampungkan pekerjaan pembangunan pengolahan limbah (Ipal) di RSUD-YA. “Insyaallah pekerjaan proyek sarana pengolahan limbah di RSUD-YA segera rampung, dalam waktu dekat sudah bisa difungsikan, sekarang pekerjaannya sudah selesai 90 persen,” terangnya seraya menginformasikan, pihaknya akan melakukan fogging di Gunung Kerambil.
Berkaitan munculnya serangan DBD di Gunung Kerambil, Direktur RSUD-YA Tapaktuan, dr. Akmal Jawardi, menuturkan, sebenarnya berjangkitnya virus dengue tidak ada hubungan dengan limbah rumah sakit dan limbah tidak melintasi pemukiman penduduk, kecuali sanitasi air yang dialiri ke laut.
“Berjangkitnya BDB akibat gigitan nyamuk Aedes bukan faktor limbah tetapi disebabkan beberapa faktor, kurang bersihnya lingkungan perumahan, sanitasi lingkungan yang tidak beres, menumpuknya barang-barang bekas di lingkungan perumahan dan lain-lain. Untuk itu, kita minta masyarakat gemar M3 (mengubur, menguras dan membakar),” sebut Akmal Jawardi. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkas Calon Haji Belum Tuntas
Redaktur : Tim Redaksi