General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Djoko Raharjdo Abumanan mengatakan, PLN telah menjalin kerja sama dengan PT Bio Energy Prima untuk pemanfaatan biomas dan biogas. Nantinya, Bio Energy Prima akan melakukan uji coba unit gasifikasi untuk mempelajari pemanfaatan synthetic natural gas (syngas) sebagai bahan bakar di PLTD. Syngas merupakan biomas yang telah melewati proses gasifikasi.
"Syngas yang dihasilkan dari unit gasifikasi tersebut diharapkan mempunyai kualitas dan kuantitas yang baik sehingga mampu menjadi pengganti bahan bakar minyak. Untuk uji coba ini, PLN telah menyiapkan sebuah PLTD berkapasitas 250 kilowatt (Kw)," ungkap Djoko usai penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Bio Energy Prima di Jakarta, Senin (13/2).
Menurut Djoko, uji coba syngas dilakukan selama 2 bulan dengan jam operasi minimum 24 jam. Hasil uji coba dan kajian ini akan dilanjutkan dengan perjanjian komersial pemanfaatan syngas sebagai bahan bakar pengganti minyak pada pembangkit PLN. Termasuk proses pembelajaran dan pemanfaatan syngas sebagai energi alternatif untuk PLTD."Di Riau banyak kebun sawit. Tentunya banyak biomas dan biogas. Nanti biomas dan biogas akan untuk menggerakkan dan menghasilkan listrik," ujar Djoko.
Dilanjutkan Djoko, sudah banyak pihak melakukan kerja sama dengan PLN untuk pemanfaatan biomas dan biogas. Salah satunya PT Perkebunan Nusantara (PN) V. Potensi listrik yang dimiliki perkebunan sawit perusahaan plat merah tersebut sangat besar. Untuk biomas kapasitasnya sekitar 30 Mega Watt (MW) dan biogas 10 MW.
"Itu baru bahan baku saja. Yang diperlukan adalah kontinyuitas hasil perkebunan. Selama ini limbah sawit PT PN V tidak bisa mereka manfaatkan. Tapi tandan dan limbah cair dapat dipakai untuk menjadi energi terbarukan," jelasnya.
Dengan dua energi terbarukan tersebut, tambah Djoko, PLN mampu menghemat penggunaan BBM dan harga jual lebih murah. Berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 04/2012, hanya listrik dari biomas dan biogas naik menjadi 975 per kilo watt hour (Kwh). Sebelumnya hanya 757 per Kwh. "Kalau pakai BBM harga per Kwhnya mencapai Rp 2.800. Sangat mahal. Kalau pakai biogas dan biomas bisa hemat banyak," tutur Djoko.
Djoko menambahkan, ada permintaan untuk menerapkan energi serupa di Kalimantan. Sebab, daerah tersebut juga memiliki perkebunan sawit yang sangat luas. "PLN mulai menggunakan energi yang ramah lingkungan. Selain itu juga menaikkan ekonomi lokal," tambahnya. (cdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK, Dahlan, Tanri, Joko Rembuk BUMN di Balikpapan
Redaktur : Tim Redaksi