jpnn.com - Lindswell Kwok sudah melewati dua edisi Asian Games tapi belum berhasil meraih medali emas di nomor andalannya taijijian/taijiquan putri.
Di Asian Games 2018, keinginan Lindswell terbayar lunas. Untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir, atlet asal Medan itu mendulang medali emas di ajang Asian Games.
BACA JUGA: Dewi Renang Tiongkok Ukir Rekor Dunia di Asian Games 2018
Itu menjadi penutup karir yang sempurna bagi Lindswell yang akhirnya kembali membuka tirai pensiun sebagai atlet wushu. Ini sebenarnya tidak mengejutkan, karena dalam tiga tahun terakhir ini atlet berusia 26 tahun itu kerap berniat untuk mundur dari pelatnas.
Alasannya jelas, cedera ACL yang membelitnya membuat Lindswell berniat untuk pensiun dini. Tetapi dengan keyakinan dari pengurus PB WI (Wushu Indonesia) dan orang terdekat dia tetap bertahan hingga Asian Games 2018. Dia mengumpulkan poin tertinggi dalam dua hari penampilannya untuk taijijian dan taijiquan.
BACA JUGA: Klasemen Asian Games 2018: Indonesia Masih di Posisi Empat
Untuk setiap nomor tersebut, Lindswell mengemas skor 9,75 tertinggi dalam setiap sesi. Dia mengungguli Uen Ying Juanita Mok (Hongkong) dengan 9,71 poin, dan Agatha Chrystenzen Wong wakil Filipina (9,68 poin).
“Pasti gugup sebelum tampil, apalagi ingin menutup karir dengan baik. Sekarang, lengkap sudah,” katanya selesai tampil di Hall B JIExpo Kemayoran. Recovery yang dia jalankan setelah tampil Minggu pagi (19/8) berlangsung cukup baik. Bahkan dia sudah tidur sejak pukul 20.00 WIB.
BACA JUGA: Asian Games 2018: Raja Sapta Oktohari Kebobolan Rp 2 Miliar
“Tapi memang susah makan, enek aja,” terang atlet yang dijuluki Ratu Wushu Indonesia tersebut. Perjalanan Lindswell menuju Asian Games 2018 ini cukup berliku. Setelah tampil di SEA Games 2017, Lindswell sempat rehat hampir sebulan. Setelah itu dia menjalani treatment khusus untuk cedera lututnya.
Dia bahkan tidak sama sekali melakukan latihan gerakan yang berdampak pada lutut hingga Januari 2018. “Baru sebelum TC pertama di Tiongkok, mulai pelan-pelan latihan teknik lagi,” ujarnya.
Wajar saja, karena dia mengalami cedera ACL (anterior cruciate ligament) dan meniscus di lutut kirinya. Dia memutuskan untuk tidak naik meja operasi dan memilih PRP (suntik plasma) dan penguatan otot bersama tim pelatih strengt and condition pelatnas.
“Dia sudah memaksa dalam tiga multievent dengan kondisi lutut sakit, seharusnya bisa ditreatment lebih baik lagi,” sebut Andi Kurniawan, dokter yang menangani Lindswell dalam tiga tahun terakhir.
Pada hari penentuan, Lindswell menggunakan setelan baju putih tulang dipadu dengan celana panjang merah. Baju tersebut dia pesan di Hangzhou dengan harga sekitar Rp3,9 juta.
Sedangkan untuk lagu yang dia pakai saat tampil, sudah dia gunakan dalam tiga tahun terakhir. “Ada pelatih Tiongkok, profesor di Beijing, yang membantu pilihan musiknya,” lanjut Lindswell.
BACA JUGA: Selamat Jalan, Lindswell Kwok! Terima Kasih Banyak
Dia menceritakan pesan yang disampaikan dalam lagu yang dia pakai pas dengan karakter dan gaya dia. Yang menceritakan kisah cinta dua orang anak manusia, seperti kisah Romeo-Juliet.
Setelah pensiun, Lindswell memilih untuk rehat sejenak dan mulai menata masa depannya. Dalam hal ini adalah menikah. Sedangkan untuk pekerjaan pasca pensiun, dia memilih untuk tidak jauh-jauh dari wushu. Apalagi dia juga sudah masuk sebagai PNS di lingkungan Kemenpora. (nap)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awalnya Tegang, Jokowi Lantas Tertawa Girang
Redaktur & Reporter : Soetomo