jpnn.com - BALI - Sejumlah faktor menjadi pemicu munculnya kasus gizi buruk di Tabanan. Selain faktor sosial ekonomi, faktor lainnya yakni berkaitan dengan pola asuh.
Salah satu contohnya, karena tuntutan ekonomi para orang tua biasa menitipkan buah hatinya yang masih balita kepada nenek atau kakek yang sudah renta.
BACA JUGA: Wayang Ajen Tampilkan Dewi Kekembang di Rangkasbitung
Imbasnya, mereka kurang memperhatikan asupan gizi atau kebersihan lingkungan cucunya.
Kondisi ini mengakibatkan balita menderita kurang gizi atau bahkan gizi buruk.
BACA JUGA: 2 Restoran di Bali Masuk 10 Terbaik Asia
“Mungkin karena orang tuanya sibuk bekerja jadi sang anak dititipkan ke neneknya yang sudah renta. Jadi, tidak bisa maksimal mengasuh anaknya," papar Kepala Bidang Binkesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dr I Ketut Nariana.
"Ada juga yang karena faktor ekonomi orang tua balita tidak mampu memberikan asupan gizi yang tepat untuk anaknya,” imbuhnya.
BACA JUGA: Kapal Roro Legundi, Solusi Akses Wisatawan Surabaya-Lombok
Sepanjang 2015, kasus gizi buruk juga dijumpai di Tabanan. Di mana sebanyak 15 orang balita mengalami gizi buruk. Dan satu orang di antaranya meninggal dunia.(ras/mus/chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inspirasi Srikanth Dalam PassionVille
Redaktur : Tim Redaksi