jpnn.com - JAKARTA - Berlakunya perjanjian perdagangan bebas ASEAN tahun depan dikhawatirkan berdampak buruk terhadap ekonomi dalam negeri. Pasalnya, masih banyak sektor yang dinilai belum mampu bersaing secara terbuka dengan pihak asing.
Hal tersebut disadari juga oleh calon presiden (capres) nomor urut 2, Joko Widodo. Capres yang biasa disapa Jokowi ini pun berjanji mencari cara untuk membendung serbuan perusahaan asing.
BACA JUGA: Jokowi Yakin Pertumbuhan Ekonomi Bisa di Atas 7 Persen
"Caranya bisa melalui misalnya, perizinan saya kira daerah bisa beri kecepatan kepada investor lokal domestik. Kalau dari luar boleh lah sedikit disulit-sulitin," kata Jokowi dalam acara debat calon presiden yang digelar KPU RI di Hotel Grand Melia, Kuningan, Jakarta, Minggu (15/6) malam.
Jokowi menilai perdagangan bebas bukan berarti pemerintah membiarkan pengusaha lokal tanpa perlindungan. Menurutnya, tetap harus ada tembok-tembok yang menghalangi pengusaha asing menguasai perekonomian Indonesia.
BACA JUGA: Elpiji 3 Kilo Langka, 12 Kilo Naik Rp 5 Ribu
"Harus ada barrier (pembatas), bisa melalui perizinan, pajak, bea masuk. Ini di semua negara juga ada, tapi tidak terlihat," ucap Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini.
Selain itu Jokowi juga ingin pelaku ekonomi tanah air untuk agresif merebut pasar asing. Menurutnya, perilaku agresif ini harus didorong dan dipelihara oleh pemerintah.
BACA JUGA: Kemendag Siapkan Pasar Murah
Dalam paparannya, Jokowi mengaku optimistis Indonesia mampu bersaing dalam iklim perdagangan bebas. Asumsi itu didasari pada angka pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sektor wirausaha Indonesia yang sangat baik. "Saya yakin kita bisa," tandasnya.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belum Punya Perda Rusun, Pemda tak Bakal Terima Bantuan
Redaktur : Tim Redaksi