Lintang Flores jadi Cara Memperkenalkan Keindahan Alam dan Pariwisata

Minggu, 31 Maret 2024 – 21:59 WIB
Lintang Flores, merupakan acara kedua yang disponsori oleh Ta'aktana Resort & Spa. Foto: ok Ta'akt Resort and Spa

jpnn.com, JAKARTA - Event perjalanan sepeda tanpa dukungan yang menawarkan rute sepanjang 1.000 kilometer dari Labuan Bajo menuju Maumere, dan kembali ke Labuan Bajo, telah sukses diselenggarakan antara 25-29 Maret yang lalu. 

Event bernama Lintang Flores, merupakan acara kedua yang disponsori oleh Ta’aktana Resort & Spa.

BACA JUGA: Petugas PPS dan PPK di Flores NTT Membawa logistik dengan Berjalan Kaki

Race director Lintang Flores, Tirfan Putera mengatakan acara itu bertujuan untuk mengembangkan potensi pariwisata olah raga di Pulau Flores.

Acara itu sukses diselenggarakan setelah sebelumnya Labuan Bajo Swim & Run pada 2022 yang diikuti oleh atlet-atlet pemegang rekor nasional cabang renang dan triathlon seperti Fadlan, Kania Atmaja, dan Inge Prasetyo.

BACA JUGA: OASE KIM, TP PKK & Kemendagri Salurkan Bantuan bagi Pengungsi di Flores Timur

Tirfan pun mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya seluruh rangkaian acara Lintang Flores ini dengan relatif lancar dan aman. 

Lintang Flores adalah kesempatan langka bagi para Ultra Cyclist untuk menjalankan hobinya, dengan menantang batas kemampuan diri sembari menikmati lansekap alam Pulau Flores yang eksotis dan berinteraksi dengan masyarakat Flores.

"Kami berharap acara ini dapat terus berlangsung setiap tahun dan menarik lebih banyak lagi pesepeda ultra dari dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Tirfan.

Tirfan berharap suksesnya penyelenggaraan Lintang Flores ini dapat memotivasi semua pihak untuk terus mengembangkan agenda pariwisata olahraga di Pulau Flores, sehingga menarik lebih banyak wisatawan.

"Bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, serta menjadikan Pulau Flores sebagai pilar baru dan destinasi wisata olahraga yang ikonik di Indonesia," ucap Tirfan.

Pada edisi perdana event ini, para peserta baik yang memilih bersepeda solo maupun berpasangan, diuji ketangguhan fisik dan mentalnya ketika dihadapkan pada jalan berkelok-kelok sejauh 1.000 km dengan permukaan aspal, kerikil, hingga pasir; tanjakan dengan elevasi total 19.000 mdpl. 

Peserta juga harus bertahan dari teriknya matahari silih berganti dengan hujan sepanjang perjalana, untuk mencapai garis finis dalam batas waktu 100 jam.

Boru Mccullagh, pesepeda ultra asal Inggris yang berhasil mencetak sejarah sebagai finisher pertama Lintang Flores dengan total waktu perjalanan 70 jam, menyampaikan dirinya sangat terpesona dengan keindahan medan pegununungan serta keramahan masyarakat Flores yang sitemui sepanjang perjalanan.

“Sepanjang hari saya mendengar sapaan dan melihat senyuman dari warga yang saya temui, banyak orang asing menemani saya bahkan di tengah hujan dan di malam hari, beberapa pemotor maupun pengemudi truk bahkan memberikan pencahayaan tambahan selama berjam-jam untuk memastikan saya bisa berkendara dengan aman” ujarnya.

Dia juga tertarik untuk berpartisipasi di Lintang Flores karena adanya dukungan dari event ini untuk komunitas lokal di sini. 

"Sebagian pendapatan dari lomba disumbangkan ke Komunitas Pencegahan Stunting untuk Anak Maumere” lanjut Boru.

Adapun posisi finis kedua dan ketiga edisi perdana Lintang Flores berhasil diraih oleh Bambang “Bembenx” Anggoro Jati dan Citra Dewi Saraswati.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler