LIPI: Sampah APD Kepung Teluk Jakarta

Kamis, 31 Desember 2020 – 19:23 WIB
Para sukarelawan membersihkan sampah di Bali. Foto: Dok Pri

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi merilis hasil monitoring sampah alat perlindungan diri (APD) semasa pandemi dalam jurnal Chemosphere berjudul Unprecedented plastic-made personal protective equipment (PPE) debris in river outlets into Jakarta Bay during COVID-19 pandemic. 

Hasil riset kolaborasi peneliti LIPI M. Reza Cordova, Intan Suci Nurhati, Marindah Yulia Iswari dengan Prof. Etty Riani (IPB) dan Dr. Nurhasanah (UT) ini menyimpulkan sampah medis di muara sungai menuju Teluk Jakarta semasa pandemi Covid-19 mengalami peningkatan. 

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: FPI Dibubarkan, Menag Gus Yaqut Bakal Dipanggil DPR, Rizieq Shihab Siap Melawan

Riset ini berhasil mengidentifikasi 7 tipe dan 19 kategori sampah menuju Teluk Jakarta melalui Sungai Marunda dan Cilincing di bulan Maret-April 2020.  

Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, M. Reza Cordova menjelaskan, plastik mendominasi sampah di muara sungai sebanyak 46-57 persen dari total sampah yang ditemukan. 

BACA JUGA: Galon Sekali Pakai Tidak Menimbulkan Tumpukan Sampah Plastik

“Jumlah sampah secara umum yang sedikit meningkat atau sebesar lima persen, tetapi mengalami penurunan berat sebesar 23-28 persen,” paparnya dalam siaran pers.

Hal ini, menurutnya, menguatkan indikasi perubahan komposisi sampah semasa pandemi, yaitu meningkatnya sampah berbahan plastik yang relatif lebih ringan. 

BACA JUGA: Hampir Setiap Hari, Sanen dan Relawan Lainnya Memilah Sampah Medis di Jakarta

Lebih lanjut Reza menyebutkan, riset monitoring sampah di muara sungai ini mencatat kehadiran sampah APD, seperti masker medis, sarung tangan, pakaian hazmat, pelindung wajah, jas hujan, yang sangat mencolok dibandingkan dengan sebelum pandemi.

 “Sampah APD tersebut menyumbang 15-16% dari sampah di kedua muara sungai, yaitu sebanyak 780 item atau 0,13 ton per harinya,” terangnya.

Reza dan tim berharap, peningkatan sampah APD di lingkungan mendorong perbaikan pengelolaan sampah medis yang bersumber dari rumah tangga.

“Sampah APD meningkatkan beban pencemaran. Tidak menutup kemungkinan sampah tersebut menjadi tempat ‘penempelan’ mikroorganisme patogen dan bahan berbahaya bagi ekosistem perairan, serta melepas bahan aditif lainnya” jelas Reza. 

Intan Suci Nurhati menambahkan, mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, hasil riset ini bertujuan mengajak masyarakat turut berperan dalam menjaga kesehatan lingkungan.

“Menjaga kesehatan lingkungan, diri, dan keluarga sangat baik untuk dijadikan salah satu resolusi kita di tahun 2021,” pungkasnya. (esy/jpnn)

 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler