jpnn.com, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), berkomitmen melakukan praktik pengelolaan air yang berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan.
Perusahaan telah memulai kegiatan operasional daur ulang air limbah, ditandai dengan peluncuran fasilitas daur ulang air limbah baru di Lippo Village sejak 2023.
BACA JUGA: Lippo Karawaci Gandeng FiberStar dan CBN, Hadirkan Koneksi Internet Cepat
"Fasilitas ini menggunakan proses ultrafiltrasi canggih untuk mengolah air limbah yang diproses oleh Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sudah ada, mengubahnya menjadi air bersih yang sesuai standar," kata Group CEO LPKR John Riady, Selasa (6/11).
Air daur ulang ini meskipun tidak layak diminum berfungsi sebagai sumber daya yang berharga bagi pelanggan komersial. Mereka memanfaatkannya sebagai sumber air alternatif untuk kegiatan seperti membilas toilet dan pengoperasian menara pendingin.
BACA JUGA: Lippo Karawaci Tebar Beasiswa Bagi Generasi Muda, Dorong Perubahan Positif
Ke depannya, Lippo Village memiliki rencana untuk meningkatkan volume air yang diolah dari penampungan air hujan dan air limbah daur ulang.
Saat ini fasilitas daur ulang air limbah beroperasi dengan kapasitas 25 liter per detik (lps) pada tahap awal, dengan target mencapai kapasitas akhir 100 lps untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
BACA JUGA: Begini Strategi Lippo Karawaci Menggerakkan Penciptaan Nilai Melalui Daur Ulang Limbah
"Kami meyakini bahwa keberlanjutan adalah strategi yang sangat penting yang dapat menggerakkan penciptaan nilai dan pertumbuhan jangka panjang bagi organisasi," ujarnya.
Oleh karena itu, LPKR menekankan integrasi keberlanjutan dalam strategi bisnis utama, pekerjaan, dan manajemen risiko. Hal itu guna memastikan organisasi menerapkan pendekatan menyeluruh yang menyertakan berbagai aspek ESG dari bisnis, sekaligus memaksimalkan potensi dari peningkatan efisiensi dan peluang-peluang baru.
Pengelolaan air yang berkelanjutan ini sangat penting untuk menjamin ketersediaan air bagi generasi sekarang dan mendatang.
"Ini sesuai dengan kondisi sekarang, di mana perubahan iklim membuat ketersediaan air menjadi sebuah sumber daya yang berharga bagi manusia yang ada di sekitarnya," terang John Riady.
"Dengan pengelolaan air yang berkelanjutan, dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan, sekaligus menciptakan masa depan yang aman dan sehat bagi generasi mendatang," katanya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terbongkar Satu Fakta Soal Kasus Judol di Kementerian Komdigi
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Mesyia Muhammad