jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyoroti modus baru peredaran narkotika berupa luquid ganja.
Modus itu terungkap setelah personel Polres Metro Jakarta Selatan menangkap selebgram Chandrika Chika dan atlet e-sports Aura Jexy bersama empat temannya.
BACA JUGA: Chandrika Chika Pakai Rokok Elektrik Berisi Cairan Ganja, Bergantian saat Pesta Narkoba
Mereka ditangkap lantaran menghisap vape berisi liquid ganja mengandung tetrahydrocannabinol (THC).
BACA JUGA: Sudah Biasa Pesta Ganja, Chandrika Chika Pakai Narkoba Akibat Terbawa Pergaulan
Chandrika Chika Cs ditangkap pada Senin (22/4) di salah satu hotel di Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Terkait hal itu, Sahroni meminta Polri bekerja sama dengan Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) guna mendapatkan pemahaman lebih terkait narkoba jenis baru ini.
BACA JUGA: Chandrika Chika dan Rekan Ditangkap di Hotel, Ini Barang Bukti yang Disita Polisi
“Polri harus makin adaptif dan canggih. Jenis narkoba sekarang makin aneh-aneh. Untuk mempelajari dan mencegah permainan liquid ganja ini, Polri perlu gandeng asosiasi seperti APVI," kata Sahroni di Jakarta, Rabu (24/4).
Politikus NasDem itu meyakini asosiasi seperti APVI lebih paham mengenai seluk-beluk liquid untuk vape.
"Saya yakin mereka juga bisa berkomitmen untuk menjaga industrinya dan menjaga kualitas anak bangsa," ujar Sahroni.
Selain itu, Sahroni ingin Polri juga mengungkap peran bandar dan pengedar di balik narkoba jenis baru ini. Sebab, jika dibiarkan, itu akan sangat membahayakan.
"Ingat, dalam memberantas narkoba, target utama tetap bandar dan pengedarnya. Polri harus mampu ungkap. Jangan sampai kita biarkan mereka terus-terusan memproduksi dan memperdagangkan barang ilegal tersebut," tutur Sahroni.
Jika peredaran narkotika melalui liquid untuk vape dibiarkan, dia khawatir bakal memberi citra buruk terhadap industri rokok elektrik tersebut.
"Ini bisa memberi stigma bagi industri vape yang jelas-jelas legal dan membuka lapangan kerja di negara kita," kata Sahroni.
Oleh karena itu, dia ingin pihak kepolisian bereaksi cepat dalam melihat temuan baru ini sebagai hal yang membahayakan.
"Harus ada reaksi cepat yang holistik dalam menyikapi temuan ini. Kalau terlambat bisa berbahaya," ujar Ahmad Sahroni.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam