GEMPA bumi, tsunami dan ancaman radiasi nuklir benar-benar memukul JepangBagi pemerintah Jepang, mengkoordinasikan pencarian, penyelamatan dan upaya bantuan menghadirkan tantangan yang hebat.
Perdana Menteri Naoto Kan mengatakan, Jepang sedang menghadapi krisis yang paling berat dan sulit dalam 65 tahun sejak akhir Perang Dunia II "Saya yakin bahwa orang Jepang bisa bersatu bekerja sama untuk mengatasi kesulitan ini," katanya seperti dikutip Euronews, Senin (14/3).
Naoto juga mengatakan, pemadaman listrik tidak bisa dihindari dalam beberapa hari mendatang
BACA JUGA: Nekad Kirim Bantuan Meski Belum Diizinkan
Pemadaman itu merupakan antisipasi atas kemungkinan kegagalan jaringan listrik mendadak yang bisa menghancurkan kehidupan serta aktivitas perekonomian JepangJauh dari suasana kehancuran, dampak tersebut sudah dirasakan pada kehidupan sehari-hari
BACA JUGA: Rusuh di Penjara, Napi Dipindah ke Bekas Istana Saddam
Di kota Sendai di timur laut Jepang, masyarakat mengantri untuk membeli persediaan daruratPersediaan air dan listrik terganggu
BACA JUGA: Reaktor Nuklir Jepang Bocor, Indonesia Waspada
Bagi masyarakat yang terbiasa dengan kenyamanan modern, hal itu adalah guncangan yang besar"Aliran air sudah dipotong, tetapi Sukugawa sedikitnya merupakan daerah pedesaan dan terdapat sumur air alamiKami mengambilnya dan meletakkannya ke dalam pemurni air, menghangatkannya dan menggunakannya dalam berbagai cara," kata seorang supir taksi.Sendai adalah sebuah kota berpenduduk satu juta jiwa yang terkena gempa dan dihantam tsunamiSebagian besar toko dan restoran ditutup karena kerusakan, kurangnya pasokan, atau karena pemiliknya telah pergi.
Akibat bencana itu, sudah ada kekurangan pasokan bahan bakar dan terganggunya jaringan teleponPihak rumah sakit juga khawatir mereka akan kehabisan makanan dan air dalam waktu dekat.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fasilitas Nuklir Jepang Meledak Lagi
Redaktur : Tim Redaksi