jpnn.com - DEPOK - Kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) sebesar sebelas persen untuk kelas rumah tangga 1300 VA dan 2200 VA sejak 1 Desember semakin memberatkan beban masyarakat. Apalagi, layanan PT PLN (Persero) sangat mengecewakan.
Hal itu diungkapkan beberapa warga di kawasan Cinere, Depok. Menurut mereka, pelayanan PLN tidak sebanding dengan beban biaya listrik yang ditanggung pelanggan.
BACA JUGA: Demi Hal Ini, Pertamina-Garuda Indonesia Jalin Sinergi
"Ini pemerintah hobinya membebani masyarakat saja. Listrik byarpet saja masih dinaikin tarifnya," terang Indriyani, warga Perumahan Mimi Town House, Rabu (2/12).
Menurut ibu satu anak ini, listrik di Depok sering mati byar pet. Tidak hanya sejam, tapi lebih dari tiga jam.
BACA JUGA: Menkeu Gerak Cepat Lantik Pengganti Sigit Sebagai Dirjen Pajak
Hal yang yang sama diungkapkan Nurul Huda alias Deden, warga Sawangan Depok. Pria yang membuka afe ini mengaku sering diprotes pelanggan karena tidak bisa melayani permintaan pembeli.
"Kalau ada yang minta jus atau minuman lainnya tidak bisa saya layani karena listrik suka mati. Matinya lama lagi bisa empat sampai lima jam. Inikan sangat merugikan kami. Kalau sekarang pemerintah menaikkan TDL lagi, sangat tidak manusiawi," kata Deden.
BACA JUGA: BCA Gelar Acara e-Shopping Carnival 2015
Mereka pun tak sungkan melayangkan kritikan pada pemerintahan Joko Widood-Jusuf Kalla. "Pemerintah maunya dapat uang cepat, akhirnya masyarakat yang dijadikan sapi perah. Apa-apa naik," ucap Deden. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BCA Targetkan Transaksi Online Rp 5 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi