Literasi dan Kecerdasan Kunci Hadapi Hoax

Jumat, 27 Januari 2017 – 12:11 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Hoax menjadi fenomena yang meresahkan di masyarakat.

Hoax dijadikan 'kendaraan' oleh kelompok tertentu untuk menyebarkan berita bohong yang tidak bertanggung jawab.

BACA JUGA: Gencarkan Gerakan Antihoax di Sektor Hulu

Ironisnya, hoax ini sulit dibendung seiring dengan kemajuan teknologi informasi berupa media sosial (medsos).

Pengamat medsos dan IT Nukman Luthfie mengungkapkan, hoax ini sudah lama ada. Alhasil, masyarakat sepertinya sudah biasa dengan berita-berita hoax.

BACA JUGA: Masih Suka Berita Hoax? Simak Warning Panglima TNI Ini

Bahkan, hal itu banyak dijumpai tidak hanya melalui media tetapi ruang bebas seperti iklan obat kuat investasi menggandakan uang, dan lain-lain.

Saat ini, menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak, hoax banyak digunakan untuk kepentingan politik.

BACA JUGA: GNPF-MUI: Channel 212 Pelindung Umat dari Info Sesat

"Kuncinya adalah literasi (pemahaman) dan kecerdasan masyarakat dalam menyaring berita atau informasi. Selama ini masyarakat kita tidak biasa kritis dan kesannya gampang menelan konten apa pun di media dan medsos, termasuk konten yang tidak berdasar," ujar Nukman di Jakarta, Jumat (27/1).

Nukman menilai, literasi masyarakat terhadap informasi baik di media maupun medsos sangat rendah.

Hal itu dipengaruhi banyak faktor. Pertama, di medsos orang kadang hanya melihat judulnya tanpa dipahami isi berita lalu mereka langsung share.

Bahkan ada dalam statistik sebuah lembaga hampir 40 persen konten di medsos tidak pernah dibuka. Fakta inilah yang menjadi salah satu cikal bakal hoax.

"Sebagian konten hoax itu judulnya pasti bombastis, padahal isinya tidak ada apa-apanya. Yang membahayakan itu ketika judul-judul itu tidak benar terus menyebar dan orang yang menerima setuju, terus menyebarkan lagi. Bisa dibayangkan betapa besar dampak hoax tersebut," terang Nukman.

Karena itu, Nukman menyarankan kepada siapa pun yang menggunakan medsos untuk lebih cerdas dan arif untuk membaca lebih dulu isi berita sebelum menyebarkan.

Selain itu, juga harus cek ricek tentang sumber berita tersebut. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perkuat Pertahanan Diri, Kunci Memutus Mata Rantai Hoax


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler