jpnn.com, MAKASSAR - Perkembangan dunia digital yang cukup pesat harus disikapi dengan bijak sehingga dapat digunakan dengan tepat, termasuk bagi para generasi muda.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Siber Kreasi menyadari hal itu dan memberikan materi kepada para peserta didik baru tingkat SMA Kelas X Cabang Dinas Pendidikan wilayah III dan IV.
BACA JUGA: Buku Kitab Mantan Hadirkan Semangat Literasi, Perpustakaan DPR Beri Apresiasi
Ini menjadi rangkaian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Kamis (14/7) dengan tetap menggandeng Pendidikan Sulawesi Digital Skill.
Pada kegiatan yang sama di wilayah I dan II, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Setiawan Aswad hadir memberikan materi.
BACA JUGA: Kemenkominfo Gandeng Siber Kreasi Gelar Pelatihan Literasi Digital, Ini Sasarannya
Kali ini, yang menjadi pemateri adalah Elix sebagai Kepala UPT PTIK Dinas Pendidikan Sulsel, kemudian Andriansyah Dosen Komunikasi Fisip UIM , yang juga pengurus ISKI Sulsel dan Mariesa Giswandhani Dosen dan Content Creator, serta Mira Sahid yang merupakan pegiat literasi digital.
Andriansyah yang merupakan dosen komunikasi pada FISIP UIM dalam materinya tentang Etis Bermedia Digital membahas tentang etika dalam bermedia.
BACA JUGA: Kemenkominfo Gandeng GNLD Gelar Pelatihan Literasi Digital untuk Relawan Aceh
“Dalam ruang digital, kita akan berinteraksi dan berkomunikasi. Interaksi antarbudaya dapat menciptakan standar baru tentang etika. Dengan media digital, setiap warganet berpartisipasi,” kata Andriansyah.
Menurut Andriansyah, ada empat hal yang harus diperhatikan dalam ruang lingkup etika yaitu tentang kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan.
Berdasarkan data dari APJII tahun ini, Andriansyah menyebutkan tingkat penetrasi penggunaan internet berdasarkan pekerjaan.
Yaitu, pelajar dan mahasiswa 99,62 persen, ibu rumah tangga 84,61 persen kemudian bekerja 84,90 persen, serta pensiunan guru/PNS 70,35 persen dan tidak bekerja 67,10 persen.
Tingkat pendidikan, paling banyak digunakan pascasarjana, sarjana, dan diploma, kemudian di bawahnya ada tamat SMA/SMK sederajat paket C.
Andriansyah menekankan pentingnya untuk menyaring informasi yang memiliki valid untuk kemudian bisa dishare lagi. Etika di dunia maya “Sama Pentingnya Etika di Dunia Nyata”
Andriansyah mengingatkan tentang perundungan di dunia maya atau cyberbullying bisa memberikan dampak yang berat.
“Ini dapat memunculkan rasa takut si korban, bahkan dapat terjadi kekerasan fisik di dunia nyata/offline,” ungkap Andriansyah.
Sementara itu, Mira Sahid sebagai pegiat literasi digital dalam materinya mengenai budaya media digital mengatakan meningkatkan kemampuan literasi digital sangat penting saat ini sehingga dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada dapat diatasi.
Mira mengakui perkembangan digital cukup pesat, saat ini dimana tantangan ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan secara bersama.
Dalam mengakses dunia digital ini, ada ragam hak digital yang harus diketahui oleh pengguna, Mira menyebutkan diantaranya hak untuk mengakses , hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa aman.
“Dunia Digital adalah dunia kita sekarang ini, mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuh kembang,” ujarnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi