Literasi Finansial Bisa Diterapkan Melalui Ekstrakurikuler maupun P5

Selasa, 22 Oktober 2024 – 06:15 WIB
Sosialisasi Panduan Pendidikan Literasi Finansial lewat YouTube Kemendikbud dipantau Senin (21/10). Foto tangkapan layar YouTube Kemendikbud

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara resmi meluncurkan panduan pendidikan literasi finansial sebagai penyempurnaan dari Kurikulum Merdeka. Literasi finansial ini diajarkan secara fleksibel di sekolah dan bakal menjadi bekal bagi generasi muda dalam mengelola keuangan di masa depan.

"Lliterasi finansial adalah kecakapan yang wajib dimiliki masyarakat Indonesia sebagai pondasi kokoh untuk meningkatkan taraf hidup dan membangun peradaban bangsa," kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, Minggu (20/10). 

BACA JUGA: OJK Gandeng bank bjb dan IJK Hadirkan Berbagai Program Literasi Keuangan di FinExpo 2024

Namun, lanjut Nadiem, yang terjadi di lapangan menunjukkan tingkat literasi finansial masyarakat masih tergolong rendah. Sebagian besar masyarakat belum memiliki wawasan finansial yang memadai untuk mempersiapkan generasi yang lebih sadar pengetahuan keuangan. 

Data Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) tahun 2023 menunjukkan skor literasi finansial Indonesia (57) masih berada di bawah rata-rata dunia (60). Survei OJK tahun 2022 pun menunjukkan rata-rata tingkat literasi finansial di masyarakat Indonesia saat ini hanya mencapai 49,68%. 

BACA JUGA: Jadi Program Literasi Finansial Terbaik, Pegadaian Raih Penghargaan dari OJK

Data ini makin menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat Indonesia tentang cara mengelola keuangan masih perlu ditingkatkan.

Oleh karena itu, Kemendikbudristek meluncurkan panduan pendidikan literasi finansial sebagai terobosan untuk membekali para pelajar dengan berbagai kemampuan memadai  terkait keuangan. 

BACA JUGA: Kemendikbudristek Luncurkan ONE APP untuk Bantu Dosen dan Tenaga Pendidik Kuliah ke Luar Negeri

Sejalan dengan Kurikulum merdeka literasi keuangan akan diperoleh pelajar melalui metode pembelajaran yang lebih fleksibel, menyenangkan dan sesuai konteks lokal masing-masing sekolah. Selain bisa diajarkan dalam berbagai mata pelajaran, pendidikan literasi finansial juga diberikan melalui ekstrakurikuler maupun Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). 

"Dengan demikian pelajar bisa menguasai teori sekaligus praktiknya," ungkapnya.

Tidak kalah penting dalam penerapan literasi finansial, Kemendikbudristek juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada semua pihak untuk terlibat aktif.

Begitu juga pihak swasta yang memiliki perhatian kepada literasi finansial dan isu terkait lainnya bisa membangun kerja sama dengan sekolah dan menjadi bagian dari gerakan merdeka belajar. 

"Orang tua, pemda, guru, sekolah punya peran yang besar dalam memastikan generasi muda kita memiliki literasi finansial yang baik," tegasnya.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menyatakan, pendidikan Literasi Finansial bukanlah kebijakan baru. Ini merupakan sekumpulan resources atau sumber daya yang akan memudahkan guru dalam mengembangkan kecakapan finansial melalui Kurikulum Merdeka. 

Kurikulum Merdeka mengembangkan empat kerangka literasi finansial. Pertama, bagaimana cara memperoleh penghasilan, Kedua, bagaimana mengelola anggaran,  Ketiga, menyisihkan penghasilan. 

"Keempat, mengelola risiko dan mempersiapkan masa kedaruratan. Ini kompetensi yang bukan hanya kognitif, sekadar terampil, tapi juga banyak aspek afektifnya,” kata Anindito dalam Sosialisasi Panduan Pendidikan Literasi Finansial lewat YouTube Kemendikbud dipantau Senin (21/10) 

Panduan Literasi Finansial bisa menjadi pedoman bagi publik, terutama warga sekolah di jenjang dasar dan menengah, dalam menerapkan pendidikan literasi finansial. Para pendidik dapat menerapkan pendidikan literasi finansial dengan mudah pada intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. 

"Sekolah bisa memanfaatkan sumber daya yang ada saat menerapkannya," ujarnya.

Panduan ini juga memberikan contoh praktik baik yang dapat dilakukan pemerintah daerah, pengawas sekolah, lembaga pelatihan, lembaga swadaya masyarakat, orang tua, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung implementasi pendidikan literasi finansial. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler