LKPD/LKPP Buruk, Dana Insentif Dipotong

Kamis, 18 Februari 2010 – 18:24 WIB
Uang. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ini merupakan warning bagi pemerintah daerah dan pusat yang laporan keuangannya burukBadan Anggaran DPR RI bersama pemerintah, dalam hal ini Menteri Keuangan (Menkeu), telah menetapkan aturan tegas

BACA JUGA: Temuan BPK LKPD Jeneponto, Ada Dana Rp 4,5 Miliar Meragukan

Bagi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) yang mendapatkan opini disclaimer atau tidak diberikan pendapat dari BPK RI, akan diberikan punishment berupa pemotongan dana insentif.

"Ini akan kita pertegas lewat PP, dan akan diberlakukan mulai 2012 mendatang," kata Wakil Ketua Banggar DPR RI, Olly Dondokambey, kepada JPNN, Kamis (18/2).

Sementara, bagi daerah yang LKPD-nya bagus dengan nilai WDP (wajar dengan pengecualian) dan WTP (wajar tanpa pengecualian), disebutkan akan diberikan tambahan anggaran insentif
Khusus untuk Sulut misalnya, beberapa daerah yang nilainya baik seperti Pemprov Sulut, Sangihe, Bitung, bahkan telah mendapatkan dana insentif berupa hibah yang nilainya cukup besar.

"Tambahan anggaran itu merupakan reward bagi pemda

BACA JUGA: Kekayaan Don Olly Bertambah Signifikan, Jadi Cagub Paling Tajir 2020

Tahun lalu sudah kita berlakukan
Kalau untuk punishment, (baru akan) diberlakukan tahun 2012," tegas Olly pula.

Ditanya tentang banyaknya LKPD kabupaten/kota di Sulut yang disclaimer, menurut Olly, bisa saja (dananya) dipotong, jika masih tetap pada posisi disclaimer sampai 2012"Semua kabupaten, kota dan provinsi dinilaiHasil laporan BPK jadi acuan utama untuk penyaluran dana-dana ke daerah," ucapnya.

Ditambahkan Olly, tak hanya terhadap LKPD saja yang akan diberlakukan sistem reward dan punishmentLKPP (laporan keuangan pemerintah pusat) pun akan dinilaiArtinya, bagi kementerian/lembaga yang mendapatkan disclaimer, akan dikurangi anggarannya dari usulan awalPemerintah hanya akan memberikan dana pokok-pokok saja, sedangkan tambahan lainnya tidak akan diberikan.

"Pemberlakuan reward and punishment ini sebagai upaya pemerintah dan DPR untuk menciptakan akuntabilitas keuanganJangan hanya menghabiskan uang, tapi laporannya tidak jelas," kata Olly lagi(esy/jpnn)

Redaktur & Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler