LKS Gratis, Buku Paket Dijual Mahal

Minggu, 25 Agustus 2013 – 08:22 WIB

jpnn.com - KEJAKSAN--Masyarakat masih saja terbebani dengan biaya pendidikan. Hal yang sama dikeluhkan seluruh masyarakat Kota Cirebon yang terangkum dalam sms 24 jam Radar Cirebon (Grup JPNN). Dinas Pendidikan akan menindak tegas sekolah yang menjual buku paket dengan harga tinggi.

Wali kota Cirebon, Drs H Ano Sutrisno MM mengaku, menerima banyak aduan pendidikan dari warga RW 02 dan RW 06 Kelurahan Kesenden. Tidak hanya warga di dua RW tersebut. Warga di daerah lain merasakan hal yang sama. Dikatakan warga yang mengirimkan pesan singkat ke Radar Cirebon, Suminta, pihaknya mengapresiasi langkah Pemkot Cirebon yang menggratiskan Lembar Kerja Siswa (LKS) bagi seluruh tingkatan.

BACA JUGA: Rp 9 Triliun untuk BOS SMA

Namun, muncul biaya pendidikan lain dalam bentuk buku paket yang mahal. “LKS gratis, buku paket mahal sekali,” ucapnya, dalam pesan singkat.

Hal yang sama disampaikan warga RW 02 dan RW 06 Kelurahan Kesenden pada program Sapa Warga. Mendengar pengakuan warga, Ano berang. Menurutnya, saat ini Pemkot Cirebon sedang membahas penggratisan LKS.

BACA JUGA: Tes Keperawanan Bukan Solusi Atasi Seks Bebas

Namun, kenyataannya ada banyak program yang diada-adakan pihak sekolah. Di samping itu, wali kota 2013-2018 itu menyesalkan peran komite sekolah tidak aktif. Padahal, mereka terbentuk sebagai wakil aspirasi orangtua siswa. “Tapi, kadang komite sekolah justru ikut sekolah,” ucapnya di hadapan warga.

Komite sekolah, kata Ano, merumuskan kebijakan pendidikan dan biayanya. Buku paket mahal, daftar ulang bayar, menjadi catatan Ano-Azis yang akan diperjuangkan.

BACA JUGA: Politisi PD Soroti Kinerja Mendikbud

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik), Drs Casir Edy Supriyadi MPd menegaskan, disdik akan memberikan sanksi tegas kepada sekolah yang menjual buku dengan harga tinggi.

“Kami sering memberikan peringatan kepada guru dan kepala sekolah. Jangan membebankan biaya pendidikan kepada orangtua,” terangnya, kepada Radar, Jumat (23/8).

Diterangkan, disdik melarang penjualan buku-buku dalam bentuk apapun tanpa sepengetahuan disdik dan Pemkot Cirebon. Pasalnya, pemkot memiliki program buku gratis bagi siswa. Termasuk didalamnya LKS.

Karena itu, Edy meminta guru dan kepala sekolah mendukung program tersebut dengan sebaik-baiknya. Dikatakan, sekolah yang terbukti menjual buku dengan dalih penunjang pendidikan, disdik akan memanggilnya dan memberikan sanksi tegas kepada guru atau kepala sekolah yang melakukan pelanggaran tersebut.

Diakui Edy, buku paket merupakan salah satu sumber belajar dan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, jika akhirnya memberatkan orangtua dan membuat banyak siswa tidak nyaman belajar karena kemampuan ekonomi yang kurang, hal ini justru membuat banyak siswa akan keluar (drop out).

Sekolah, lanjutnya, sebatas memberikan anjuran kepada orang tua siswa untuk memiliki buku panduan belajar. Dalam hal ini, ucap Edy, sekolah tidak boleh mewajibkan orangtua membeli buku di sekolah. LKS yang akan segera digratiskan oleh pemkot Cirebon, termasuk bagian dari kegiatan belajar mengajar. Sejauh ini, disdik sudah sering menyampaikan sosialisasi kepada sekolah-sekolah, agar guru dan siswa proaktif belajar. Sehingga, proses pendidikan tidak hanya terpaku pada buku saja.

“Pemerintah mengharapkan guru dan murid sama-sama aktif. Ini sudah dipandu dalam LKS,” ungkapnya.

Dengan demikian, LKS sudah cukup memberikan pemahaman ilmu pengetahuan, agar siswa belajar dengan baik. Termasuk daftar ulang dengan pungutan biaya, hal ini menjadi beban tambahan bagi orangtua siswa. Edy menegaskan, daftar ulang tidak boleh ada pungutan biaya apapun.

Pasalnya, daftar ulang hanya sebatas mengabsen dan tidak memberatkan orangtua siswa. Terlebih, bagi orangtua siswa tidak mampu, justru perlu dibantu agar tidak DO. Mengetahui masih maraknya sekolah-sekolah membebani siswa, Edy akan memberikan sanksi tegas bagi sekolah tersebut. Berbagai program kebijakan pemkot Cirebon di bidang pendidikan, hampir seluruhnya berupaya memberikan kucuran dana agar ada banyak program gratis dan beasiswa. “yang terdekat LKS gratis dan ada rencana SPP gratis. Sedang kami bahas,” tukasnya. (ysf)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tes Keperawanan Siswi Langgar HAM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler