LEEDS--Para ilmuwan menemukan bukti adanya banjir besar di bawah lapisan Antartika. Penyebab kejadian tersebut diduga berasal dari sebuah danau di dalam lapisan tanah yang tiba-tiba longsor karena mencair.
Hal ini berhasil dideteksi satelit pemantau ketika lapisan es setebal 2.7 km terbenam mengisi kekosongan ruang yang ditinggalkan es mencair tersebut. "Debit puncak ketika peristiwa itu terjadi lebih dari dua kali lipat laju aliran normal Sungai Thames London," kata Dr Malcolm McMillan dari Inggris University of Leeds, seperti dilansir BBC (2/7).
Dijelaskannya, lokasinya di daerah Cook Sub-Glacial Lake (SGL) di timur Benua Antartika. Terjadi selama jangka waktu sekitar 18 bulan pada 2007-2008.
Kejadian itu terdeteksi dari kombinasi data yang dikumpulkan satelit ICESat dan satelit terbaru CryoSat. Keduanya, mencatat penurunan ketinggian permukaan es yang terkait dengan amblasnya lapisan es di atas obyek.
"Ini mencakup area seluas sekitar 260 km persegi, seukuran Edinburgh, dan sebanyak 70 m dalamnya," lanjutnya.
"Dari data ICESat telah terjadi perubahan elevasi yang besar, tapi baru sekarang kita mampu menggetahui skala sebenarnya dari apa yang terjadi," tuturnya.
Sebelumnya, dari pantauan satelit, akibat pemanasan global membuat perubahan iklim di kutub Bumi. Salah satunya adanya pecahan gunung es di Antartika yang hanyut hingga menuju perairan Australia sekitar Macquarie Island diikuti 100 potongan es kecil menuju arah Selandia Baru. Yang paling membuat miris adalah besarnya bongkahan gunung es yang larut terbawa arus tersebut besarnya setara dengan dua kali luas Hongkong. (Esy/jpnn)
Hal ini berhasil dideteksi satelit pemantau ketika lapisan es setebal 2.7 km terbenam mengisi kekosongan ruang yang ditinggalkan es mencair tersebut. "Debit puncak ketika peristiwa itu terjadi lebih dari dua kali lipat laju aliran normal Sungai Thames London," kata Dr Malcolm McMillan dari Inggris University of Leeds, seperti dilansir BBC (2/7).
Dijelaskannya, lokasinya di daerah Cook Sub-Glacial Lake (SGL) di timur Benua Antartika. Terjadi selama jangka waktu sekitar 18 bulan pada 2007-2008.
Kejadian itu terdeteksi dari kombinasi data yang dikumpulkan satelit ICESat dan satelit terbaru CryoSat. Keduanya, mencatat penurunan ketinggian permukaan es yang terkait dengan amblasnya lapisan es di atas obyek.
"Ini mencakup area seluas sekitar 260 km persegi, seukuran Edinburgh, dan sebanyak 70 m dalamnya," lanjutnya.
"Dari data ICESat telah terjadi perubahan elevasi yang besar, tapi baru sekarang kita mampu menggetahui skala sebenarnya dari apa yang terjadi," tuturnya.
Sebelumnya, dari pantauan satelit, akibat pemanasan global membuat perubahan iklim di kutub Bumi. Salah satunya adanya pecahan gunung es di Antartika yang hanyut hingga menuju perairan Australia sekitar Macquarie Island diikuti 100 potongan es kecil menuju arah Selandia Baru. Yang paling membuat miris adalah besarnya bongkahan gunung es yang larut terbawa arus tersebut besarnya setara dengan dua kali luas Hongkong. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menghasut di Facebook, Warga Arab Saudi Dihukum
Redaktur : Tim Redaksi