Logo Baru WTP Forum 2017 Dorong Indonesia Jadi Taman Wisata Dunia

Rabu, 16 Agustus 2017 – 23:48 WIB
CEO WTP Foundation, Daniel Kumendong bersama Kasubdit Penataan Daerah Wilayah 2 Kemendagri, Nurbowo saat peluncur Logo WTP Forum. Foto: Djainab Natalia Saroh

jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Taman Wisata Dunia, World Tourism Park (WTP Foundation) mengumumkan Logo World Tourism Park Forum (WTP Forum). Perilisan logo tersebut diyakini sebagai langkah awal menggalang dukungan masyarakat Indonesia.

Hal itu juga sebagai momentum untuk menggalang masyarakat Indonesia untuk bersatu guna  mendukung ditetapkannya Indonesia sebagai Tamannya Wisata Dunia.

BACA JUGA: BPK Terus Disudutkan, Ini Pembelaan Misbakhun

"Simbolnya terdiri dari empat pita putih dan lima pita merah yang bersatu membentuk lidah api yang menggambarkan tumbuhnya semangat membangun dari seluruh masyarakat yang berada di kawasan tersebut untuk memanfaatkan seluruh potensi wisata daerahnya agar menjadi kekuatan perekonomian Indonesia di dunia," kata CEO WTP Foundation, Daniel Kumendong dalam jumpa pers sekaligus launching logo WTF Forum 2017 di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Daniel menambahkan, WTP Forum 2017 akan di selenggarakan di Jakarta sebagai WTP Forum pertama dan akan mengambil Tema Besar Indonesia The World Tourism Park. Hal itu difokuskan pada persiapan para perwakilan daerah guna menjadikan ke-45 peserta event New 9 Wonderful sebagai Ikon wisata di masing-masing propinsi.

BACA JUGA: Baiknya Sistem Audit Tidak Boleh Lagi Dilakukan Manual

"Jadi sebelum event diluncurkan pada Tahun 2018 bertepatan dengan Asian Games 2018. Beberapa potensi wisatanya yang memiliki level dunia tersebut akan digelar. Karena kami yakin Indonesia sangat layak dijadikan sebagai tamannya wisata dunia," urai Daniel. 

Dia berharap Presiden Jokowi bisa ikut mendukung rencana deklarasi Indonesia sebagai kawasan taman wisata dunia. Sebab hal ini sesuai dengan ekspektasi Jokowi saat menjabat gubernur DKI Jakarta. 

BACA JUGA: Lima Daerah Ini Diganjar Wajar Tanpa Pengecualian Meski Ada Temuan

Daniel merinci ada ratusan, bahkan ribuan destinasi wisata Indonesia dari gugusan pulau memesona yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Sayangnya, keindahan wisata Indonesia masih kalah pamor dengan negara tetangga, Singapura misalnya. 

Menurut dia, kelemahan Indonesia terletak pada kemasan tempat wisata yang kurang menarik. Salah satu cara membuat kemasan destinasi wisata menjadi lebih menarik adalah melalui branding ditetapkannya Indonesia sebagai Taman Wisata Dunia.

Dengan branding ini, Daniel optimistis wisata Indonesia bisa dikenal luas ke dunia internasional. 

"Kita akan menyiapkan deklarasinya di World Tourism Park (WTP) Forum, di mana pemerintah pusat dan daerah akan berkumpul untuk bersama-sama mendeklarasikannya pada November mendatang," terangnya.

Selain deklarasi Indonesia sebagai Taman Wisata Dunia, WTP Forum juga akan mengajak masyarakat untuk memilih sembilan dari 45 destinasi wisata unggulan dari 34 provinsi di seluruh Indonesia serta telah menginventaris 10 Potensi Wisata Unggulan Indonesia meliputi wisata alam, wisata bahari, wisata udara, wisata budaya, wisata sejarah, wisata kuliner, wisata agro, wisata belanja, wisata fashion, dan wisata MICE.

Sementara itu, Kasubdit Penataan Daerah Wilayah 2 Kemendagri, Nurbowo yang hadir dalam peluncura logo, mengatakan, konsep taman dunia merupakan gagasan yang cemerlang, mengingat Indonesia masuk di peringkat ketiga dunia dalam segi pariwisata. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan bisa jadi peringkat pertama.

"Semoga gagasan ini bukan hanya di level Dirjen saja, tapi bisa sampai ke level Menteri dan saya mendukung WTP Foundation untuk memperkenalkan Indonesia sebagai Kawasan Taman Wisata Dunia, dengan menyiapkan sebuah sistem, guna menggerakkan masyarakat di dalam kawasan tersebut agar bisa bersatu menjadi 'Tim Publikasi' antar provinsi maupun antar negara, baik secara perorangan, kelompok, lembaga, maupun institusi, secara tepat guna dan tepat sasaran," paparnya.(Jlo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sri Mulyani: Saya Kecewa Betul


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler