Lola Amaria, Jadi Host Wisata Halal

Jumat, 25 Juli 2008 – 20:58 WIB

PRESENTER dan aktris cantik Lola Amaria dinobatkan menjadi host pada acara wisata halalCewek kelahiran Jakarta, 30 Juli 1977 itu mau

jpnn.com - bergabung di Astro untuk menjadi pemandu wisata kuliner karena ingin merasakan tantangan baru atas banyaknya episode Wisata Halal yang

mengangkat restoran-restoran yang menu utamanya adalah jenis kuliner ekstrim dan kehalalannya patut dipertanyakan.

"Kebetulan saya juga hobi memasak dan berwisata kuliner," terang wanita yang juga menjadi produser sejumlah tayangan itu.

Lola mencontohkan, ada makanan sate kuda di Jogjakarta, sate landak di Solo, swike di Purwodadi, sengsu atau tongseng asu (anjing) di

Gunung Kidul, dan sate monyet di kawasan Jl Mangga Besar, Jakarta

BACA JUGA: Rockie, Usung Classic Rock

"Saya mendatangi tempat-tempat yang menjual makanan-makanan tersebut,

lalu menghubungi MUI, dalam hal ini Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Prof KH Ali Mustafa Yacub MA, untuk meminta kejelasan tentang status

halal-haramnya dan latar belakang penjelasannya

Ini dirasa penting karena tak semua orang mengetahui status halal makanan-makanan lokal

itu," papar awewe yang memulai debut karirnya lewat film 'Dokoritsu (2000), Beth (2001) dan Ca Bau Kan (2002).

Menurut Lola, pada segmen terakhir, dia memasak jenis makanan yang sama seperti yang disajikan di kedai yang dikunjunginya

BACA JUGA: Tahta Segera Luncurkan Album Baru

Jika menurut yang sama namun bisa saja dengan kemasan dan bumbu yang berbeda
Misalnya, ketika memasak Belalang, saya memilih membuat Belalang 

menimbulkan rasa jijik," ujar produser sekaligus pemain film 'Novel Tanpa Huruf R' dan sutradara film "Betina" (2006) itu ramah.

Wanita yang mendapat penghargaan "Netpac Award" dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2006 itu juga mengatakan, bahwa dia

mendapatkan begitu banyak pengalaman selama menjadi pembawa acara Wisata Halal Astro Oasis

BACA JUGA: Gretha, Pendatang Belia Jajal Aliran Pop

Menurutnya, dia kini lebih banyak mengenal

kehidupan masyarakat di setiap daerah yang di luar kelaziman dan cenderung ekstrim, dalam hal ini jenis makanan dan cara memasaknya.

"Sebenarnya ada sedikit rasa takut, jijik, dan rasa tidak tega menyaksikan hal-hal tersebutTapi rasa ingin tahu saya yang lebih besar mengalahkan segalanya", ungkap Lola.

Masih ada contoh lain, kata Lola, saat syuting di lereng Gunung Merbabu, dirinya meliput musang yang dijadikan makanan"Musangnya tidak disembelih, tapi dijerat lehernya dengan taliTidak boleh keluar darahKatanya, kalau keluar darah dagingnya jadi tidak enak.

Kulitnya lalu diseset, habis dipotong-potong langsung dimasak bersama darahnyaJadi sama sekali tidak dicuci duluKatanya, justru darah

yang membuat daging musang jadi enak", cerita LolaTapi, justru karena cara menyembelih dan penggunaan darah, masakan daging musang itu diharamkan oleh ajaran Islam"Sebagai pencinta binatang, meskipun halal, rasanya saya merasa tidak tega makan, karena saya melihat sendiri bagaimana proses awal memasak musang yang dijadikan rica-rica dan sate", imbuh Lola.(gus/jpnn)




BACA ARTIKEL LAINNYA... Will Smith Aktor Paling Kaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler