jpnn.com, JAKARTA - Gempa bumi 7 SR di Lombok diakui Menteri Pariwisata Arief Yahya memengaruhi target kementeriannya mendatangnya wisatawan mancanegara.
Hal ini diakui Arief saat ditanya jurnalis mengenai pengaruh gempa Lombok yang terjadi berturut-turut, saat ditemui di Kompleks Istana Negara, Jakarta pada Selasa (7/8).
BACA JUGA: Fahri Hamzah Dorong Gerakan Koin untuk Lombok
"Kemungkinan mengganggu, kalau kita hitung waktu tanggal 29 (Juli), yang kejadian pertama itu sekitar 100 ribu orang berkurangnya. Kalau dulu yang Bali satu juta orang waktu Gunung Agung," kata Arief.
Karena itu, pencapaian target yang ditetapkan Kemenpar akan sedikit berkurang dari 17 juta wisman yang diharapkan. Sehingga persentase capaian diperkirakan masih di atas 90 persen.
BACA JUGA: Korban Tewas Gempa Lombok Bertambah Jadi 106 Orang
"16 juta aman lah. Jadi kira-kira 94 persen aman. Mungkin 94-95 persen bisa tercapai," tambah mantan CEO PT Telekomunikasi Indonesia ini.
Arief juga mengakui adanya negara yang mengeluarkan travel advisory dan itu lumrah terjadi ketika ada satu kejadian. Itu pun khusus kunjungan ke Lombok.
BACA JUGA: Dengan K-9 Pastikan Tak Ada Korban Tertimbun di Masjid Jabal
"Contohnya China bukan mengeluarkan travel warning tapi travel advisory, khusus untuk lombok. Kami memahami hal seperti itu karena memang kewajiban suatu negara mengingatkan warganya yang berada di daerah yang terkena bencana," jelas Arief.
Sebaliknya, menteri kelahiran Banyuwangi ini berterima kasih kepada Australia, karena perdana menterinya langsung berbelasungkawa, dan tidak mengeluarkan travel advisory.
"Ini membuat hati kita... Tidak seorang pun menginginkan terjadinya bencana," pungkas Arief.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakin Saat Gempa Lombok, Jemaah Masjid Jabal Nur Ada 2 Saf
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam