jpnn.com, SUKABUMI - Longsor terjadi di Kampung Awillega, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (1/5). Tiga warga tertimbun, seorang di antaranya meninggal dunia yakni anak berusia lima tahun.
"Ada tiga warga yang menjadi korban bencana tanah longsor yang terjadi di RT 03, RW08, Desa Ginanjar, Kecamatan Ciambar. Korban luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Anita Larasati.
BACA JUGA: Sukabumi Diterjang Banjir dan Longsor, Petugas Gabungan Sudah Bergerak
Informasi yang dihimpun, ketiga warga tersebut berinisial AB (5) yang merupakan korban meninggal, sementara M (40) mengalami luka ringan dan A (35) luka beratt.
Bencana longsor tebing tanah setinggi 100 meter dengan panjang 30 meter itu, diduga akibat resapan air, karena di atas tebing tersebut merupakan area persawahan. Akibatnya tebing runtuh dan menimpa tiga rumah.
BACA JUGA: Kombes Iqbal: Pasukan TNI-Polri Sudah Dikirim ke Ilaga, Akan Buru Teroris KKB
Kejadian yang begitu cepat dan tidak ada tanda-tanda akan terjadi longsor, mengakibatkan tiga penghuni rumah tidak berhasil menyelamatkan diri dan tertimbun material tanah.
Dua korban bisa diselamatkan, namun nyawa anak berusia lima tahun tidak bisa diselamatkan karena tertimbun material tanah.
Selain itu, karena material longsoran tanah yang tebal, menyulitkan warga untuk mengevakuasi tubuh bocah tersebut dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Saat dievakuasi tubuh bocah ini sudah tidak bernyawa dan.
"Hingga saat ini kami masih melakukan pendataan terkait bencana yang merenggut satu korban jiwa, dari hasil pemantauan di lokasi, longsor diakibatkan kondisi tanah yang labil," tambahnya.
Anita mengatakan untuk kerugian akibat bencana tersebut pihaknya masih melakukan pendataan. Dua dari tiga rumah yang terdampak longsor kondisinya rusak berat dan satu rumah dalam kondisi terancam.
Untuk warga yang rumahnya terdampak bencana sudah diungsikan ke tempat yang lebih aman dan pihaknya mengimbau kepada warga yang tinggal di sekitar tebing untuk selalu waspada karena khawatir terjadi longsor susulan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti