MADRID - Jorge Lorenzo melakukan aksi heroic ketika memutuskan turun gelanggang di balapan MotoGP seri Assen, Belanda 29 Juni lalu. Ketika itu, pembalap Yamaha tersebut memutuskan membalap meski sehari sebelumnya menjalani operasi tulang selangka atau collarbone.
Lorenzo pun mendapat banyak pujian. Kekuatan mental, kenekatan serta ambisi besar Lorenzo bahkan membuatnya dijuluki Man Of Steel alias Manusia Baja. Tapi, Lorenzo malah mengatakan hal yang bertolak belakang. Menurutnya, apa yang dilakukan di Assen tidak layak diteladani.
“Jangan lakukan apa yang saya lakukan di Assen. Apa yang saya lakukan di Assen bukanlah sebuah contoh yang bagus untuk semua pembalap,” terang Lorenzo dalam sesi press conference seperti dilansir laman Crash, Jumat (12/7).
Menurut pembalap asal Spanyol tersebut, apa yang dilakukannya di Assen memang sangat tidak masuk akal. Para pembalap, sambungnya, harus memperhatikan kondisi fisik sebelum turun di balapan.
Hal itulah yang tidak dilakukan Lorenzo. Pembalap yang berulang kali datang ke Indonesia tersebut memilih mengabaikan fakta bahwa dirinya baru saja menjalani operasi. Beruntung, tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sepanjang balapan. Lorenzo bahkan bisa finish di urutan kelima.
“Saya pikir, pembalap lain juga bisa mendapatkan cedera seperti yang saya alami. Anda harus mengerti apa yang dirasakan badan Anda. Jika memang Anda merasakan fisik dan mental yang kuat, Anda bisa membalap. Tapi, apa yang saya lakukan di Assen bukanlah sebuah contoh,” tegas Lorenzo. (jos/jpnn)
Lorenzo pun mendapat banyak pujian. Kekuatan mental, kenekatan serta ambisi besar Lorenzo bahkan membuatnya dijuluki Man Of Steel alias Manusia Baja. Tapi, Lorenzo malah mengatakan hal yang bertolak belakang. Menurutnya, apa yang dilakukan di Assen tidak layak diteladani.
“Jangan lakukan apa yang saya lakukan di Assen. Apa yang saya lakukan di Assen bukanlah sebuah contoh yang bagus untuk semua pembalap,” terang Lorenzo dalam sesi press conference seperti dilansir laman Crash, Jumat (12/7).
Menurut pembalap asal Spanyol tersebut, apa yang dilakukannya di Assen memang sangat tidak masuk akal. Para pembalap, sambungnya, harus memperhatikan kondisi fisik sebelum turun di balapan.
Hal itulah yang tidak dilakukan Lorenzo. Pembalap yang berulang kali datang ke Indonesia tersebut memilih mengabaikan fakta bahwa dirinya baru saja menjalani operasi. Beruntung, tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sepanjang balapan. Lorenzo bahkan bisa finish di urutan kelima.
“Saya pikir, pembalap lain juga bisa mendapatkan cedera seperti yang saya alami. Anda harus mengerti apa yang dirasakan badan Anda. Jika memang Anda merasakan fisik dan mental yang kuat, Anda bisa membalap. Tapi, apa yang saya lakukan di Assen bukanlah sebuah contoh,” tegas Lorenzo. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Chelsea Muda Ala Mou
Redaktur : Tim Redaksi