Low Tuck Kwong Eks WN Singapura Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Siapa Dia?

Selasa, 27 Desember 2022 – 09:39 WIB
Presiden Direktur Bayan Resources Low Tuck Kwong. Foto: Laporan Tahunan Bayan Resources 2021

jpnn.com, JAKARTA - Pengusaha pertambangan Low Tuck Kwong kini menempati puncak daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

Data The World’s Real-Time Billionaires yang dirilis Forbes menunjukkan kekayaan bos dan pendiri Bayan Resources itu mencapai USD 27,8 miliar.

BACA JUGA: Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia: Low Tuck Kwong No 1, Bos Djarum Tergeser

Dengan kurs USD setara Rp 15.600, kekayaan Datuk Low -panggilan kehirmatannya- mencapai sekitar Rp 433,63 triliun.

Menurut Forbes, Datuk Low kini berusia 74 tahun. Dia lahir di Singapura.

BACA JUGA: Jadi WNI

Kekayaannya pada pertengahan Juli 2022 masih di angka USD 12,1 miliar. Namun, harga batu bara belakangan ini melonjak hingga USD 400 per ton akhir-akhir ini.

Limpahan keuntungan dari arang fosil tumbuhan itu membuat Datuk Low memperoleh julukan Raja Batu Bara.

BACA JUGA: Durian Low

Walakin, sumber kekayaan Low Tuck Kwong bukan hanya batu bara. Dia juga menjadi pengendali Metis Energy, sebuah perusahaan energi terbarukan yang berbasis di Singapura.

Low Tuck Kwong juga merambah binis kesehatan di Singapura dengan bendera The Farrer Park Company.

Dia juga menarik cuan dari dua perusahaan yang melantai di BEI, yakni PT Voksel Elektrik dan Samindo Resources.

Low Tuck Kwong terlibat di SEAX Global yang bergerak di bisnis pembangunan jaringan kabel bawah laut di Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

Semasa muda, Low Tuck Kwong pernah bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya di Singapura. Namun, dia memutuskan hijrah ke Indonesia pada 1972 demi mengejar kesempatan yang lebih besar.

Dahlan Iskan dalam salah satu tulisannya mendedahkan Low Tuck Kwong saat merintis usahanya di Indonesia pernah menjadi kontraktor pembangunan fondasi di Ancol, Jakarta Utara.

Berbekal pengalaman bekerja di bidang konstruksi di Singapura, Low Tuck Kwong mampu mengatasi struktur tanah di tepi laut Ancol yang sangat lembek.

“Proyek pertama di Ancol itu masih kuat sampai sekarang: pabrik es krim besar, Diamond,” tutur Dahlan Iskan dalam tulisan berjudul 'Jadi WNI' di kanal Disway.

Dari Ancol pula Low Tuck Kwong mulai terkenal di bisnis konstruksi. Syahdan, dia mencoba memasuki bisnis kontraktor pertambangan.

“Hanya sebagai kontraktor. Di sinilah ia melihat betapa kaya hasil tambang Indonesia," kisah Dahlan.

Ternyata Low Tuck Kwong tidak mau hanya menjadi kontraktor pertambangan.  "Ia ingin memiliki tambang sendiri,” tulisan Dahlan pada Disway edisi  pada 8 Juni 2022 itu.

Namun, hal itu tidak memungkinkan karena Low Tuck Kwong masih berstatus warga negara asing (WNA) berpaspor Singapura. Akhirnya dia memutuskan berganti kewarganegaraan.

Dengan menjadi WNI, Low Tuck Kwong kian leluasa berbisnis. Dia masuk ke usaha pertambangan.

Pada November 1997, Low Tuck Kwong mengakuisisi konsesi tambang batu bara PT Gunungbayan Pratamacoal (GBP). Tujuh tahun kemudian, dia mendirikan PT Bayan Resources yang menjadi induk Bayan Group.

Luas wilayah konsesi tambang yang dikantongi Low Tuck Kwong makin luas.

"Kini luas konsesi tambangnya mungkin sudah hampir sama dengan luas seluruh daratan Singapura. Atau melebihi," dugaan Dahlan.

Pada 12 Agustus 2008, Bayan Resources melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum saham perdana. Pada saat itu, sahamnya seharga Rp 5.800 per lembar.

Harga saham emiten berkode BYAN itu melonjak jauh. Saat ini harga per lembar saham Bayan Resources mencapai Rp 20.900,-.(Forbes/Laporan Tahunan Bayan Resources 2021/Fat/JPN.com)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Daftar Orang Terkaya: Harta Hartono Bersaudara Lampaui Donald Trump


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler