LPBI NU: Ketahanan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Harus Ditingkatkan

Kamis, 08 Juni 2023 – 20:19 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama K.H Yahya Cholil Staquf mengingatkan manusia untuk tidak melihat alam sebagai objek eksploitasi, tetapi harus bertanggung jawab untuk memelihara dan merawatnya. Foto: Dok LPBI NU

jpnn.com, DEPOK - Berada di kawasan Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire sekaligus terbentang di sepanjang garis khatulistiwa membawa berkah tersendiri bagi Indonesia.

Kondisi geografis tersebut, membuat Indonesia memiliki iklim tropis dengan sinar matahari berlimpah, curah hujan tinggi serta tanah yang subur meski dikelilingi oleh rangkaian gunung berapi dan situs aktif seismik.

BACA JUGA: Danone Indonesia Gandeng LPBI NU, Beri Donasi Mobil Instalasi Pengolah Air

Di sisi lain kondisi tersebut juga menempatkan Indonesia sebagai negara yang rawan bencana. Sejalan dengan Laporan World Risk Report 2022 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara paling rawan bencana ketiga di dunia.

Dalam rapat koordinasi Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, Depok, 3 Juni kemarin, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama K.H Yahya Cholil Staquf mengingatkan manusia untuk tidak melihat alam sebagai objek eksploitasi, tetapi harus bertanggung jawab untuk memelihara dan merawatnya.

BACA JUGA: Survei ASI: Ali Masykur Musa Kader NU Paling Teknokrat

"Gagasan spiritual ekologi merupakan gagasan di mana umat manusia melihat lingkungan hidup dari sudut pandang spiritualitas. Dalam ayat-ayat Al-Quran dinyatakan bahwa alam semesta bersama isinya ini diciptakan untuk kepentingan umat manusia, tetapi ini tidak berarti kita boleh mengeksploitasinya. Sebagai khalifatullah mari kita bertanggung jawab dalam mengelola lingkungan demi kemaslahatan bersama," kata K.H Yahya Cholil Staquf.

Dalam kesempatan itu, Ketua LPBI NU Tb. Ace Hasan Syadzily mengapreasi Ponpes Al Hamidiyah sebagai penggerak pesantren hijau di Indonesia.

BACA JUGA: Menteri Siti Nurbaya: Ekonomi Sirkular untuk Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

"Kami ingin melakukan konsolidasi melalui penugasan kepada ketua umum PBNU. Hadir di tengah-tengah masyarakat dikala masyarakat mengalami bencana,” kata Ace.

Dia menjelaskan membangun kesiapsiagaan mitigasi bencana dan perubahan iklim dengan Tema rakornas ini, spiritual ekologi sejalan dengan semangat 1 abad NU merawat jagat.

Tak hanya itu, sambung dia, Perubahan iklim menjadi isu global saat ini, perubahan iklim menjadi ancaman nyata keselamatan, bencana alam terkait erat dengan perubahan iklim, dan kerugian jiwa aktivitas produksi pertanian sangat dirasakan akibat perubahan iklim.

Respons sudah dilakukan negara-negara maju, di Indonesia juga menjadi perubahan serius, Indonesia salah satu yang concern soal ini, ini menyangkut eksistensi bumi. “Dampaknya, cuaca ekstrem longsor, banjir dan pemanasan yang ekstrem,” ujarnya.

Melalui rakornas ini, aksi-aksi nyata baik ditingkat pusat dan daerah ikut serta berkontribusi merawat jagat. Krisis lingkungan dan kerusakan alam tidak disebabkan oleh alam sendiri ada intervensi manusia dan arogansi ilmu pengetahuan. Untuk mengatasi itu dengan agama hadir dan kearifan lokal dan lpbi siap berkontribusi besar dalam menyelamatkan bumi tercinta ini.

Kepala BNPB Letjen Suharyanto yang turut hadir juga mengatakan yang ditakuti semua dunia adalah perubahan iklim. Kejadian bencana dalam kurun 12 tahun ada 82 persen, di 2022 ada sekitar 3 ribuan bencana.

“Sehari bisa terjadi 10 bencana, kita memasuki musim panas yang cukup panjang, frekuensi hidrometeorologi kering lebih panjang. Pemerintah tidak bisa bekerja tanpa ada dukungan semua elemen termasuk LPBI,” kata Suharyanto.

Sadar akan kondisi tersebut, Danone Indonesia telah berkomitmen untuk dapat menghadirkan kesehatan melalui produk-produk berkualitas sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Salah satu hal yang dilakukan yakni Danone Indonesia menyerahkan Mobil Instalasi Pengolah Air kepada Nahdlatul Ulama (NU), melalui salah satu lembaganya, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU).

Danone Indonesia telah bermitra dengan Nahdlatul Ulama sejak 2021 melalui sejumlah inisiatif. Penyerahan Mobil Instalasi Pengolah Air semakin mengukuhkan komitmen Danone Indonesia dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui ketersediaan air minum aman, sekaligus upaya penanggulangan bencana.

Chief Executive Officer of Danone Indonesia Connie Ang menyatakan Danone Indonesia memiliki komitmen Positive Water Impact hingga 2030 nanti, di mana dalam komitmen tersebut kami berupaya mengembalikan lebih banyak air ke alam dan masyarakat, daripada yang sudah kami manfaatkan.

Sebagai manifestasi komitmen ini, Danone Indonesia merasa bangga bisa mendukung LPBI PBNU dengan sebuah mobil instalasi pengolah air. Kami menyadari dalam bencana alam, aspek kunci yang perlu diperhatikan adalah kesehatan, di mana pemenuhan air minum yang sehat dan aman menjadi sangat penting bagi masyarakat.

"Dukungan ini harapannya dapat berdampak luas dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan penguatan ketahanan bencana. Bersama kita dapat merawat jagat membangun peradaban,” ujar Connie.(dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler