jpnn.com, JAKARTA - Nur Halimah, tak pernah bermimpi bisa berada di perhelatan dunia Presidensi G-20.
Perempuan yang lahir dan besar di Desa Wedani Cerme, Gresik, Jawa Timur ini mulai menenun sejak lulus SMK.
BACA JUGA: Sempat Curhat kepada Ustaz Zacky Mirza, Dorce Gamalama: Gue Orang yang Bersalah di Mata Allah
Wanita berhijab ini juga mendapat kesempatan menjelaskan cara kerja alat tenun bukan mesin (ATBM), kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani dan memandu untuk mempraktikannya saat meninjau ke lokasi booth Rumah Joglo.
“Saya bisa ketemu Menteri Keuangan yang selama ini hanya saya lihat di televisi, malah sekarang bisa berada langsung di samping beliau,” kata Nur Halimah.
BACA JUGA: HKTI: Sinergi Program Petani Milenial Jokowi Lahirkan SDM Muda Unggulan
Nur Halimah merupakan salah satu dari lebih 2.500 petani dan penenun yang menerima manfaat dari program Desa Devisa LPEI.
Program pendampingan yang dilaksanakan secara berkelanjutan kepada pelaku usaha dan pengembangan komoditas unggulan suatu daerah dengan tujuan akhir ekspor.
BACA JUGA: JHT Berperan Dalam Menekan Angka Kemiskinan Lansia
"Kami juga mendapatkan kesempatan pelatihan dalam program Desa Devisa LPEI, yang meningkatkan kualitas produksi dan akses pasar kami. Pada akhirnya kain-kain ini bisa berkualitas ekspor dan dibeli oleh orang-orang luar negeri,” ucap Nur Halimah.
Desa Devisa Tenun Wedani Giri Nata juga ditargetkan mampu melakukan ekspor perdana pada tahun 2022 ini.
Ke depan, Program Desa Devisa LPEI ditargetkan dapat direplikasi oleh berbagai wilayah dan komoditas lainnya di Indonesia.
Di tengah pandemi global, LPEI terus membangun kapasitas UMKM berorientasi ekspor agar mampu bertahan dan menggarap pasar ekspor non tradisional.
“Kami merasa terhormat bisa berpartisipasi dalam ajang bersejarah ini. Pada kesempatan ini, kami menampilkan produk dari mitra binaan kami, yang salah satunya merupakan hasil dari Program Desa Devisa berupa kerajinan dan aksesoris perak APIKRI yang berasal dari Bantul, Yogyakarta,” ujar Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso di JCC, Senayan, Jakarta.
Desa Devisa merupakan program pendampingan berkelanjutan kepada pelaku usaha dan pengembangan komoditas unggulan suatu daerah dengan tujuan akhir ekspor.
Program Desa Devisa merupakan salah satu wujud inklusi keuangan yang diberikan LPEI, sebagai perpanjangan tangan pemerintah kepada pelaku UMKM, khususnya yang berorientasi ekspor di tengah pandemi Covid-19.
Program ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi wilayah dan komoditas lainnya di Indonesia dan dapat membantu program pemulihan ekonomi nasional.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy