LPEI Promosikan Kain dan Kopi di Ajang Pertemuan G20

Rabu, 23 Februari 2022 – 13:19 WIB
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengangkat kain dan kopi untuk ditampilkan di ajang Pertemuan G20, yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta. Foto dok LPEI

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengangkat kain dan kopi untuk ditampilkan di ajang Pertemuan G20, yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta.

Kain dan kopi ditampilkan LPEI, sebagai sarana diplomasi dan komoditas yang diangkat potensi bisnisnya di sela-sela pertemuan tingkat menteri dan gubernur bank sentral anggota G-20 dan negara-negara mitra.

BACA JUGA: Mantan Suami Bawa Pengasuh Anak ke Rumah, Mawar AFI: 2 Minggu Pulang, Saya Ditalak

“Kami pilih dua komoditas itu bukan tanpa alasan. Potensi kain dan kopi untuk dikenalkan kepada negara-negara lain itu masih sangat besar. Hari ini, produksi kopi Indonesia sudah menjadi bagian dari bisnis dan industri kopi dunia. Apalagi, kita termasuk negara produsen kopi terbesar selain Brazil, Kolumbia, dan Vietnam,” ujar Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso Bondan.

Dia menambahkan, LPEI mendorong banyak produsen kopi di level hulu untuk ikut menikmati aroma wangi bisnis kopi dunia.

BACA JUGA: Ini Sejumlah Keuntungan Pakai Pertamax Series

Salah satunya adalah melalui program Desa Devisa untuk komoditas kopi.

Rijani optimistis, dengan pembinaan dan pendampingan yang tepat, sinergi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan khususnya pada ekosistem ekspor juga dengan promosi yang lebih gencar, kain dan kopi Indonesia bisa berbicara lebih banyak di pasar internasional.

BACA JUGA: Mawar AFI: Mohon Maaf Pak, Kamu Sekarang Suami Orang, Kok Ngajak Ketemuan Berduaan, sih?

Sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha di kedua sektor tersebut.

Di ajang pertemuan G-20 sektor finansial yang dimulai 16 Februari lalu, LPEI juga berkolaborasi menggandeng barista-barista muda Indonesia yang sudah mendapatkan pengakuan internasional, untuk menyajikan kopi terbaik Indonesia kepada para delegasi dan tamu undangan.

“Ini sangat keren. Kami sebagai pemain kopi berkesempatan melayani delegasi dari kopi-kopi terbaik dari Indonesia. Untuk event G-20 ini, kami sajikan kopi Bali Kintamani, Aceh Gayo, dan Toraja Kalosi," ucap Yoshua Tanu, salah satu barista yang digandeng LPEI untuk melayani tamu-tamu undangan.

Sementara kain-kain yang diangkat oleh LPEI untuk ditunjukkan kepada bangsa-bangsa lain adalah kain tenun lurik dan tenun ikat, yang sebagian sudah diolah menjadi aneka bentuk fashion dan home furnishing.

Berdasarkan kajian Indonesia Eximbank Institute, nilai ekspor kopi Indonesia pada 2022 bisa mencapai Rp 14 Triliun, dan pasarnya masih sangat luas.

Sementara potensi ekspor kain tenun dan kerajinan kain di tahun ini juga tak kalah menarik, diperkirakan dapat mencapai lebih dari Rp 1 Triliun.

“LPEI berharap, dengan menggarap dua komoditas tersebut secara lebih fokus, mendampingi para pelakunya secara konsisten dan persisten, kami bisa memberikan kontribusi lebih besar bagi para pelaku usaha kopi dan kain di tanah air,” pungkas Rijani.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler