jpnn.com, BALI - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank terus menjalankan program pendampingan Desa Devisa.
Program ini merupakan pendampingan kepada kelompok/klaster yang berpotensi untuk melakukan aktifitas produksi komoditas unggulan secara berkelanjutan dengan tujuan peningkatan kapasitas masyarakat daerah serta pengembangan komoditas unggulan desa.
BACA JUGA: Biang Kerok Harga Bitcoin dan Ethereum Meroket, Ternyata
Setelah Gresik dengan tenunnya, kini Kabupaten Klungkung dengan komoditas Garam menjadi Desa Devisa ke-26.
Kolaborasi ini dilakukan antara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan RI, Pemerintah Kabupaten Klungkung, dan LPEI.
BACA JUGA: Ancaman Serangan Siber Mengintai, Keamanan Digital Perbankan Harus Ditingkatkan
“Garam Kusamba sudah dikenal sejak masa Kerajaan Klungkung, sehingga perlu dikembangkan sebagai salah satu penghasil devisa. Program Desa Devisa Garam Kusamba akan memberikan berbagai pendampingan, mulai dari aspek produksi sampai pemasaran ke luar negeri,” ujar Direktur Eksekutif LPEI, James Rompas dalam acara Peresmian Desa Devisa Garam Kusamba.
"Manfaatnya akan dirasakan hingga lebih dari 100 petani garam di Desa Kusamba dan Pesanggrahan, Kabupaten Klungkung," imbuhnya.
BACA JUGA: Pupuk Kaltim Buka Kembali PAC Batch 5 dan PAC MAKMUR 2021
Garam yang dihasilkan oleh petani yang tergabung dalam Koperasi Mina Segara Dana memiliki kualitas premium diolah secara tradisional, dijemur di atas batang kelapa yang dibelah menjadi dua bagian sebagai media jemurnya.
Sehingga menghasilkan cita rasa yang gurih, warna putih, tekstur halus dan rasa asin yang rendah.
Pendampingan yang diberikan untuk lebih meningkatkan kualitas produk adalah produksi Bali Sea Salt Rub, Branding Development, pameran dagang, business matching, hingga sertifikasi produk.
DJKN Kemenkeu Bali Nusra sebagai salah satu inisiator dalam program Desa Devisa juga antusias dengan keberlanjutan komitmen bersama sejumlah pihak untuk memajukan Desa Kusamba di Klungkung.
Pihaknya menyatakan siap untuk mendukung produk Garam Kusamba menjadi semakin dikenal dan berkualitas
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan apresiasi atas program Desa Devisa ini yang seiring dengan fokusnya pada komoditas garam di Bali.
"Potensi kualitas Garam Kusamba ini dapat dioptimaslisasi melalui program dan kolaborasi pemerintah daerah dan pusat. Sehingga Garam Kusamba yang merupakan peninggalan leluhur Klungkung menjadi semakin kompetitif di level lokal, domestik maupun pasar internasional dan keberhasilannya turut dapat dirasakan oleh petani garam di wilayah Klungkung, Bali," ujar Wayan Koster.
Sejak awal 2021 hingga November 2021, LPEI telah meluncurkan program Desa Devisa di Jawa Barat dan Jawa Timur, yaitu Desa Devisa Kopi Subang, Desa Devisa Agrowisata Ijen Banyuwangi, dan Desa Devisa Tenun Gresik.
Total penerima manfaat dari program sampai saat ini telah mencapai 2.894 orang petani/penenun/pengrajin dan kedepannya akan terus bertambah.
Melalui Program Desa Devisa ini diharapkan produk lokal Indonesia dapat menjadi komoditas ekspor yang mendunia serta memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat setempat.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy